مقدمة

إنّ الحمد لله تعالى نحمده، ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضللْ فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

وبعد :

Alhamdulillah, berkat Taufiq serta Hidayah-Nya, akhirnya blog sederhana ini dapat terselesaikan juga sesuai dengan rencana. Sholawat salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Bermodal dengan keinginan niat baik untuk ikut serta mendokumentasikan karya ilmiah perjuangan Syaikhina Muhammad Najih Maemoen, maka sengaja saya suguhkan sebuah blog yang sangatlah sederhana dan amburadul ini, tapi Insya Allah semua ini tidak mengurangi isi, makna dan tujuhan saya.

Blog yang sekarang ini berada di depan anda, sengaja saya tampilkan sekilas khusus tentang beliau Syaikhina Muhammad Najih Maemoen, mengingat dari Ponpes Al Anwar Karangmangu Sarang sudah memiliki website tersendiri yang mengupas secara umum keberadaan keluarga besar pondok. Tiada lain tiada bukan semua ini sebagai rasa mahabbah kepada Sang Guru Syaikhina Muhammad Najih Maemoen.

Tidak lupa saya haturkan beribu terima kasih kepada guru saya Syaikhina Maemoen Zubair beserta keluarga, terkhusus kepada beliau Syaikhina Muhammad Najih Maemoen yang selama ini telah membimbing dan mengasuh saya. Dan juga kepada Mas Fiqri Brebes, Pak Tarwan, Kak Nu'man, Kang Sholehan serta segenap rekan yang tidak bisa saya sebut namanya bersedia ikut memotifasi awal hingga akhir terselesainya blog ini.

Akhirnya harapan saya, semoga blog sederhana ini dapat bermanfa’at dan menjadi Amal yang di terima. Amin.

Kamis, 22 April 2010

VALENTINE Dalam Paradiqma Islam Oleh: Mahmud Sutarwan Waffa

Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado (bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merusak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan (bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam? Mari kita renungkan firman Allah : “Dan janglah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya?. (Surah Al-Isra : 36). Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan (bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu. Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng (mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut TAQLID. Hadits Rasulullah SAW : “Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”. Firman Allah SWT dalam Surah AL Imran(keluarga Imran) ayat 85 : ”Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”
Dari dulu memang sudah ada gambaran dari Rasulullah SAW. “Kamu akan mengikuti cara-cara daripada orang-orang sebelum kamu yakni Yahudi dan Nasrani. Tapi tidak sekaligus. Sedikit-demi sedikit umat Islam mengikuti mereka. sehingga Nabi mengungkapkan dengan istilah bahkan pada puncaknya nanti, saat mereka masuk lubang biawakpun, umat Islam akan mengikuti. Artinya, itu pasti akan terjadi. Perkembangan yang ada saat ini menunjukkan bahwa umat Islam benar-benar lebih tertarik dengan pola hidup orang Yahudi dan Nasrani. Tahun Baru Masehi, umat Islam ikut merayakan. Valentine ikut merayakan. Bahkan sekarang semakin banyak yang ikut perayaan Natal. Belum lagi gaya hidup, pakaian , kebiasaan dan lain sebagainya. Nantinya bisa - bisa keseluruhan gaya hidup mereka akan ditiru oleh umat Islam. Kasih sayang tidak hanya sebatas tangal 14 Februari, namun kita berikan kepada seluruh manusia disetiap saat, disetiap detik, menit, jam dan hari dimanapun dan kapanpun. Kewajiban kita sebagai umat manusia adalah saling mengasihi dan menyayangi terhadap sesama umat manusia, itulah yang diajarkan oleh Rasul kita Nabi besar Muhammad Saw.

Ketika pergantian tahun tiba, semua orang di seluruh dunia merayakannya, tidak perduli apa agamanya. Terlepas dari itu, ada satu hal yang lebih asyik untuk dirayakan oleh semua orang khususnya di kalangan anak muda yang ingin mencari pasangan, kemudian orang itu mengungkapkan kasih sayangnya kepada orang yang dicintainya. Mengapa kebanyakan orang jika ingin mengungkapkan kasih sayangnya mereka selalu menunggu datangnya hari Valentine, alasan mereka tidak lain supaya lebih asyik dan romantis, karena pada hari Valentinelah semua orang diseluruh dunia merayakannya bersama orang-orang yang dicintainya. Jadi supaya kompak, mungkin alasanya seperti itu. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang timbul di benak kita, yaitu benarkah Valentine artinya hari kasih sayang, atau hanya sebuah symbol, lalu apa Valentine itu, kenapa Valentine harus dirayakan setiap tanggal 14 Februari dalam setahun sekali, bagaimana proses masuknya budaya Valentine ke Indonesai ?

Masuknya budaya hari Valentine ke Indonesia tidak ada yang mengetahuinya dengan pasti. Yang jelas sejak tahun 1985-an orang-orang banyak merayakan hari Valentine di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Hari Valentine oleh orang Indonesia dirayakan dengan hari huru hara, hiburan malam, suka ria dengan cara pesta dansa cumbu rayu dan galak tawa.

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir yang disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelosok Indonesia. Banyak kita temui jargon-jargon (symbol/ iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel, organisasi maupun kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan (pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio maupun televisi, sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki (dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day. Sungguh ironis apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Perayaan Hari Kasih Sayang ini serasa memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Ada beberapa versi mengenai legenda dari sosok Valentine ini. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo. Diceritakan, adalah Valentine (seorang pemimpin agama Katolik) bersama rekannya Santo Marius secara diam-diam menentang pemerintahan Kaisar Romawi Claudius II (268 - 270 M). Pasalnya, kaisar tersebut menganggap bahwa seorang pemuda yang belum berkeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang. Ia melarang para pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang potensial. Nah, Valentine tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ia secara diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda yang berniat untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya secara rahasia. Lambat laun, aksi yang dilakukan oleh Valentine pun tercium oleh Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya dengan Raja Claudius II. Valentine harus menanggung perbuatannya. Ia dijatuhi hukuman mati. Ada sebuah sumber yang menceritakan bahwa ia mati karena menolong orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara akibat penganiayaan. Dalam legenda ini, Valentine didapati jatuh hati kepada anak gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis yang dikasihinya senantiasa setia untuk menjenguk Valentine di penjara kala itu. Tragisnya, sebelum ajal tiba bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam sebuah surat untuknya. Ada tiga buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya di akhir surat dan menjadi populer hingga saat ini “From Your Valentine”. Ekspresi dari perwujudan cinta Valentine terhadap gadis yang dicintainya itu masih terus digunakan oleh orang-orang masa kini Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

Akhirnya, sekitar 200 tahun sesudah itu, Paus Gelasius meresmikan tanggal 14 Febuari tahun 496 sesudah Masehi sebagai hari untuk memperingati Santo Valentine. Versi lain tentang Valentine dimulai pada zaman Roma kuno tanggal 14 Febuari. Ini merupakan hari raya untuk memperingati Dewi Juno. Ia merupakan ratu dari segala dewa dan dewi kepercayaan bangsa Roma. Orang Romawi pun mengakui kalau dewi ini merupakan dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan. Dan sehari setelahnya yaitu tanggal 15 Februari merupakan perayaan Lupercalia. Kala itu, anak-anak lelaki dan perempuan harus dipisahkan satu sama lain. Namun, pada malam sebelum Lupercalia, nama-nama anak perempuan Romawi yang sudah ditulis di atas kertas dimasukkan ke dalam botol. Nah, setiap anak lelaki akan menarik sebuah kertas. Dan anak perempuan yang namanya tertulis di atas kertas itulah yang akan menjadi pasangannya selama festival Lupercalia berlangsung keesokan harinya. Kadang-kadang, kebersamaan tersebut bertahan hingga lama. Akhirnya, pasagan tersebut saling jatuh cinta dan menikah di kemudian hari

Tanggal 14 Februari juga erat kaitannya dengan kepercayaan orang-orang Eropa tengah bahwa burung-burung biasanya mulai mencari pasangan ada tanggal itu. Kemudian entah tersugesti (terpengaruh), megadaptasi (Menyerap) atau meniru-niru kebiasaan burung-burung itu, para muda-mudi menjadi tumbuh birahi dan tersemangati untuk mengunkapkan rasa kasih sayang (cinta birahi) diantaara mereka, untuk berupaya mendaatkan pasangan, atau kekasih.

Setelah kita mengetahui beberapa teori mengenai sejarah valentine kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hari Valentine adalah hari rayanya orang Kristen atau orang-orang Eropa untuk mengenang Santo Valentinus yang dianggap sebagai pendeta suci sekaligus pelindung pasangan muda-mudi. Karena ini merupakah budaya orang kafir yang tidak segama dengan kita, dan biasanya bagi orang-orang eropa, dalam menyambut hari Valentine, mereka berhuru-hara, pesta sek, minum-minuman keras, mengonsumsi Narkoba, kemudian mencari pasang-pasangan dengan cara menukar kertu yang berisikan nama-nama pria ataupun wanita. Perayaan Valentine lebih banyak di rayakan dengan perbuatan yang jelas-jelas melanggar ajaran dan norma agama khususnya agama Islam, dan kita selaku umat islam seharusnya menyadari secara betul bahwa Valentine bukanlah budaya kita, jika kita melakukan atau meniru-niru budaya orang yang tidak seiman dengan kita maka kita termasuk kaum tersebut, Rasulullah bersabda; “Jika kita merayakan budaya suatu kaum, maka kita termasuk kedalam kaum tersebut" (HR; Turmidzi).

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).? (Surah Al-An’am : 116)

pertanyaan, kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat, atau hanya ikut-ikutan semata? Bila demikian, sangat disayangkan banyak remaja Islam yang terkena penyakit mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!! Lantas bolehkah Memperingati Hari Valentine? Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah melakukan perbuatan kekafiran. Adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rohimahulloh berkata ,Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, Selamat hari raya! dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalaupun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamer atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Alloh. Allohu a’lam bish showab.

Semoga bermanfa'at.



Sarang, 17 Februari 2008

Kordinator III MHD/

Pembina ISMAH/

Dewan Konsultan

MADING-MU