مقدمة

إنّ الحمد لله تعالى نحمده، ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضللْ فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

وبعد :

Alhamdulillah, berkat Taufiq serta Hidayah-Nya, akhirnya blog sederhana ini dapat terselesaikan juga sesuai dengan rencana. Sholawat salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Bermodal dengan keinginan niat baik untuk ikut serta mendokumentasikan karya ilmiah perjuangan Syaikhina Muhammad Najih Maemoen, maka sengaja saya suguhkan sebuah blog yang sangatlah sederhana dan amburadul ini, tapi Insya Allah semua ini tidak mengurangi isi, makna dan tujuhan saya.

Blog yang sekarang ini berada di depan anda, sengaja saya tampilkan sekilas khusus tentang beliau Syaikhina Muhammad Najih Maemoen, mengingat dari Ponpes Al Anwar Karangmangu Sarang sudah memiliki website tersendiri yang mengupas secara umum keberadaan keluarga besar pondok. Tiada lain tiada bukan semua ini sebagai rasa mahabbah kepada Sang Guru Syaikhina Muhammad Najih Maemoen.

Tidak lupa saya haturkan beribu terima kasih kepada guru saya Syaikhina Maemoen Zubair beserta keluarga, terkhusus kepada beliau Syaikhina Muhammad Najih Maemoen yang selama ini telah membimbing dan mengasuh saya. Dan juga kepada Mas Fiqri Brebes, Pak Tarwan, Kak Nu'man, Kang Sholehan serta segenap rekan yang tidak bisa saya sebut namanya bersedia ikut memotifasi awal hingga akhir terselesainya blog ini.

Akhirnya harapan saya, semoga blog sederhana ini dapat bermanfa’at dan menjadi Amal yang di terima. Amin.

Selasa, 19 Oktober 2010

Definisi Ahlussunnah (Makalah Halaqoh Rembang) Oleh: KH. Najih Maemoen

الحَمْدُ للهِ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ، سَيّدِنَا مُحَمَّد بْنِ عَبْدِ اللهِ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ ، أمَّا بَعْدُ:
MUQODIMAH
Dalam dekade terakhir ini, keberadaan beberapa tokoh dan lembaga keagamaan dinilai berhasil menarik perhatian masyarakat Indonesia. Terlebih lagi dalam kasus kontroversi aliran Ahmadiyyah yang hampir bersamaan dengan krisis politik dan implikasi sosial yang ditimbulkannya. Memang bukan wacana baru dalam konteks kehidupan sosial keagamaan di Indonesia, namun keberadaan aliran sesat ini mampu menarik perhatian semua kalangan. Fenomena perkembangan aliran-aliran keagamaan tidak lagi bisa dipandang sebagai gejala theologis normatif semata, namun juga mempunyai korelasi kuat dengan realitas perkembangan sosial, politik dan ekonomi masyarakat Indonesia.
Munculnya kelompok seperti Syi'ah, Khowarij dan Murji'ah pada awalnya adalah buah dari perbedaan pendapat mengenai kepemimpinan ummat Islam kala itu, namun seiring dengan perkembangan zaman, masalah sederhana itu menjadi problem yang rumit mencakup akidah dan hukum.
Dalam menyikapi perkembangan dan penilaian terhadap aliran-aliran keagamaan di Indonesia, Majlis Ulama Indonesia (MUI) membuat sepuluh kriteria tentang bagaimana aliran-aliran tersebut bisa dikategorikan sesat.
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam.
1. Menyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i (al-Quran dan as-Sunnah).
2. Menyakini turunnya wahyu setelah al-Quran.
3. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Quran.
4. Melakukan penafsiran al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir.
5. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
6. Melecehkan dan atau merendahkan para Rasul dan Nabi.
7. Mengingkari nabi Muhammad SAW. sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
8. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari'ah.
9. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i.
MUI menyakini, jika ada aliran keagamaan yang terindikasi memiliki salah satu saja dari kriteria point-point di atas, maka bisa dikategorikan sebagai kelompok atau aliran sesat. Keputusan MUI tersebut sekaligus menepis anggapan Dr. Martin Van Bruinsen. Menurut kristolog Islam-Kristen itu agak sedikit sukar membedakan antara mana gerakan sempalan, mana gerakan yang menyimpang atau sesat dan mana gerakan keagamaan yang dilarang karena kepentingan politik. Guru besar study Kurdi universitas Utreht Belanda itu pernah membuat pernyataan yang menyakitkan umat Islam dunia atas peristiwa karikatur Nabi SAW. dengan mengatakan bahwa adanya demo besar-besaran yang mengecam keberadaan dua belas karikatur nabi itu mengada-ngada dan dibesar-besarkan oleh press. Menurut kami omongan itu adalah omongan ngawur yang bertujuan merusak akidah dan melemahkan keimanan umat Islam.
Berbarengan dengan hadirnya era reformasi pasca kejatuhan rezim Soeharto, jagad Indonesia dipusingkan oleh hiruk-piruk partai-partai yang serentak bermunculan dengan berbagai simbol, kemasan, dan ideologinya masing-masing termasuk ikut meramaikan panggung sejarah Indonesia semaraknya gerakan dakwah, front-font, dan laskar yang seakan-akan muncul sangat tiba-tiba dan membesar begitu saja, mencengangkan dan teramat fenomenal. Kita menjadi sering menyaksikan orang-orang berjubah, bersurban putih, berjenggot, wanita bercadar sering muncul dalam tayangan media elektronik dan juga berita-beritanya menghiasi banyak mas media. Aktivitas mereka menampakkan mobilitas yang teramat tingi, terorganisir dan merambah banyak sektor. Orang-orang kemudian dengan tiba-tiba mengenal dan mendengar nama-nama seperti Jama’ah Tabligh, Laskar Jihad, Jama’ah Salafy, Jama’ah al-Muslimin (Jamus), Hizbut Tahrir, FPI dan lain-lain. Yang menarik secara lahiriyah mereka sering tampil justru lebih islami, lebih khusyu’ dan lebih berkomitmen kepada Islam daripada kelompok yang muncul dan besar lebih awal (baca: NU dan Muhammadiyyah) yang ironisnya sekarang sering nampak kendor dalam memegangi hal-hal yang prinsipil. Di sisi lain juga muncul mainstream yang sangat menggelisahkan nurani kita seperti keberadaan JIL, Islam Paramadina dan apa yang disebut sebagai Islam kiri, belum lagi jaringan LKiS-nya Mas Imam Aziz dengan tulisan dan terjemahan-terjemahan yang suka menggoncang المقدسات الدينية tak pelak banyak orang dibuat bertanya-tanya siapakah sebetulnya mereka ? samakah mereka dengan kita (In Group)…? ahlussunnah-kah…? dan banyak pertanyaan yang lain.

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
- Definisi Ahlussunnah.
Pada hakikatnya, Ahlussunnah bukanlah merupakan suatu agama bagi aliran tertentu dari ahlul kalam. Namun, karena muncul berbagai masalah yang jadi perselisihan ahlul qiblat (Umat Islam) sehingga menjadi beberapa kelompok (firqoh). Padahal sebelumnya mereka semua tunduk pada dasar-dasar agama (tidak membahas atau mempermasalahkannya). Maka, Ahlussunnah (secara global) ada dua golongan, dan keduanya benar, ‘alal haq.
Sebagian kelompok tetap eksis terhadap al-Quran dan as-Sunnah as-Shohihah, yang dikokohkan oleh para Shahabat dan tabi’in. Tatkala pemikiran-pemikiran baru mulai bermunculan, dan cara berpikir mulai bercabang-cabang, kelompok ini memilih untuk tetap berpedoman pada dhohir-nya al-Quran dan as-Sunnah, setia dengan aqidah-aqidah para pendahulunya (Shahabat dan Tabi’in) tanpa mempertimbangkan sedikitpun logis maupun tidaknya. Sehingga apabila mereka berbicara menggunakan logika murni, itu hanya untuk menolak pendapat musuh, mengalahkan atau sekedar menambah kemantapan, tidak untuk menggali atau mencetak aqidah darinya.
Kelompok kedua terpaksa menggunakan logika murni untuk men-ta’wil (mengalihkan dlohir-nya) nash dari arti asli lughawi-nya yang dalam anggapan mereka bertentangan dengan akal. Maka, mereka memberi penta'wilan yang masuk akal (serta tidak bertentangan dengan undang-undang Syara’ dan tata bahasa Arab) untuk sekedar men-tahqiq-kan pengertian nash-nash tersebut dan penjelasannya pada kaum awam/ ajam yang pada mulanya mereka adalah penyembah berhala (mujassim) .
Jadi, Ahlussunnah ada dua kelompok, yaitu salaf (ahlul hadits) dan kholaf (ahlul kalam sunni). Dan mereka adalah:
الذين تمسّكوا في العقيدة والشريعة والسلوك الإجتماعي بما دلت عليه نصوص الكتاب والسنة المشهورة وبما جرى عليه جمهور الصحابة والتابعين وأخذوا بما أثبتته الأدلة العقلية ما لم يتعارض مع القواعد الشرعية لإلزام الخصوم والرد عليهم أو لزيادة الطمأنينة لا لاستفادة العقائد منها.
Pada dasarnya, “Ahlussunnah salaf” maupun “Ahlussunnah kholaf” adalah sama. Hanya saja kalau salaf enggan men-ta’wil (al-Quran/al-Hadits) yang sulit diterima akal, sedangkan kholaf, karena perubahan zaman dan timbulnya berbagai pemikiran sesat serta “penta’wilan” yang bukan-bukan, maka mereka menta’wil dan memberi arti logis yang tidak bertentangan dengan qowanin syar’iyyah dan lughowiyyah demi memberi penjelasan pada orang awam yang sulit menerima ayat tersebut atau menolak faham bid’ah.
Jadi, kelompok ini adalah sama aqidahnya, namun berbeda sikap dalam menghadapi nash-nash al-Quran maupun al-Hadits yang menyebutkan sifat-sifat Allah SWT. yang seakan-akan menyiratkan adanya tasybih (keserupaan Allah dengan makhluk-Nya). Kelompok pertama (ahlul hadits) bersikap diam dan tidak menafsirkannya, sedangkan yang kedua bersikap menafsiri dengan tafsiran yang jauh dari pen-tasybih-an.
Mengapa sampai para ahli hadits berpegang teguh pada lahiriahnya dalil nash, adalah karena merebaknya pemikiran-pemikiran bid’ah Mu’tazilah yang cenderung menafikan nash-nash mutasyabihat/ men-ta’wil-kan sifat-sifat Allah SWT. Maka, manakala salafussholeh ahlul hadits melihat kiprah Mu’tazilah dengan pemikiran-pemikiran bid’ahnya “menafikan sifat-sifat Allah” yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW. yang telah dikenal oleh para al-Aimmah al-Raysidin (imam-imam yang benar), dan mereka (Mu’tazilah) dibantu oleh jama’ah khalifah Bani Abbas dalam masalah penafian sifat dan khalqul Quran, maka para ahli hadits dalam menetapkan madzhab Ahlussunnah yang berkaitan dengan mutasyabihat-nya ayat-ayat al-Quran maupun Hadits Rasulullah SAW. memilih jalan yang telah ditempuh oleh para pendahulunya, semisal Imam Malik bin Anas. Slogan mereka adalah:
نؤمن بما ورد به الكتاب والسنة ولا نتعرض للتأويل، بعد أن نعلم قطعا أن اللـه عز وجل لا يشبه شيئا من المخلوقات، وأن كل ما تمثل في الوهم فإنه خالقه مقدره.
Sehingga, karena ketinggian disiplin mereka, maka dengan tegas mereka menyatakan: “siapapun yang menggerakkan tangannya tatkala membaca ayat kholaqtu biyadii atau mengisyaratkan telunjuknya pada saat meriwayatkan hadits qolbul mu’miniina baina usbu’aini min ashobi-ir rohman, maka harus diputus tangannya dan dicabut telunjuknya” .
Setiap orang berpengetahuan pasti tahu bahwa ahlul hadits lebih mengenal berbagai perilaku, biografi para rawi dan hadits-hadits Rasulullah SAW. dibandingkan dengan yang lain. Sebagaimana ahli nahwu lebih mengenal seluk beluk Imam Sibawaih dan Kholil yang tidak diketahui oleh orang lain. Ini harus diakui, namun para ahli bid’ah yang menafikan sifat-sifat Allah SWT. telah menjadikan ayat “laisa kamitslihi syai-un” sebagai senjata untuk menolak hadits-hadits shahih. Setiap didatangkan hadits yang kontra dengan rasio dan logika filsafatnya, mereka selalu menolak dengan “laisa kamitslihi syai-un”. Inilah suatu cerminan atas kesesatan mereka dan tipu dayanya pada orang-orang awam yang lebih buta hatinya dari mereka serta merubah makna ayat-ayat al-Quran.
Mereka memahami hadits-hadits sifat dengan suatu pemahaman yang tak dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya serta para aimmatul Islam. Anggapannya, hadits-hadits tersebut hanyalah akan menetapkan tasybih. Kemudian untuk menolak hadits tersebut, digunakan ayat “laisa kamitslihi syai-un”. Inilah suatu perubahan dua Nash sekaligus. Seterusnya, mereka mengarang berbagai kitab yang dipenuhi pemikiran-pemikiran bid’ah. Katanya: “Inilah aqidah-aqidah agama Islam yang diperintahkan oleh Allah SWT. untuk diyakininya serta datang dari-Nya”. Mereka juga sering membaca al-Quran dan men-tafwidl-kan maknanya pada Allah SWT. tanpa meresapi arti yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW. dan menegaskan bahwa itulah arti yang dikehendaki Allah SWT. . Belum cukup kebiadapan mereka mengartikan al-Quran sekehendaknya sendiri tanpa mencari petunjuk dari sunnah Rasulullah SAW., masih ditambah pembantaian para ulama yang tidak sealiran dengannya. Para penguasa Bani Abbasiyyah yang telah termakan rekayasa kotor mereka, dimanfaatkan untuk menyingkirkan ulama-ulama Ahlus sunnah. Yaitu suatu fitnah besar yang merupakan warna kelabu bagi catatan sejarah umat Islam akibat slogan “khalqul Quran” yang dipropagandakan mereka .
Melihat bid’ah yang besar itu, Imam Ahmad bangkit dan berjuang dengan gigih mempertahankan sunnah Rasulullah SAW.. walaupun beliau masuk penjara selama dua puluh delapan bulan, terbelenggu kedua kakinya, disekap dalam ruangan yang pengap tanpa ada setitik cahaya sedikitpun, berbagai perlakuan kasar dan pukulan menghantam dirinya hingga darah bercucuran, tubuh bengkak-bengkak dan kulit mengelupas, beliau tetap konsekwen dan tegas mengatakan: “al-Quran kalamullah adalah Qadim, tidak makhluk. Siapapun yang mengatakan al-Quran makhluk, maka dia adalah kafir” .
Ketegangan dan kegigihan Imam Ahmad ini, tak lain adalah demi mempertahankan ajaran Rasulullah SAW.. dari tangan-tangan sesat kaum Mu’tazilah yang telah keblinger mengobarkan “ghiroh keagamaan” pada saat itu. Dimana dunia telah menghadapi suatu bencana besar, yakni penghancuran aqidah yang telah dihembuskan oleh orang-orang Syi'ah. Dengan bangkitnya revolusi Syi'ah Iran yang dipelopori oleh Khomeini, Islam dalam bahaya besar, dan kehancuran diambang pintu. Karena gantinya, ditebarkan aliran-aliran sesat ”berhalaisme” atau “jahiliyyah modern”. Syi'ah dengan bekerja sama dan dibantu oleh Yahudi, Nasrani, kebathinan, kafir Zindiq dan kaum Atheis, bertujuan hendak meruntuhkan Islam .
Kalau umat Islam tidak bangkit, khususnya bangsa Indonesia, bagaimana nasib generasi selanjutnya nanti? Apakah mereka tetap bisa berpegang pada ajaran Rasulullah SAW.? Bagaimana bentuk bangsa Insonesia ini bila telah di-Syi'ah-kan? Masihkah ada orang yang menghormati Shahabat? Akankah al-Quran bisa terselematkan? Bukankah perzinaan semakin merajalela dengan praktek mut’ah?
Untuk itu, demi mengaca pada perjuangan Imam Ahmad, marilah kita bertekad untuk melawan Syi'ah. Semua pejabat dan rakyat harus bersatu padu membela ajaran Rasulullah SAW. dan mempertahankan al-Quran sebagai kalamullah.

- Munculnya Mutakallimin Ahlussunnah.
Suatu penyebab utama atas dipergunakannya ilmu ushuluddin dalam aqidah-aqidah Islam adalah meluasnya wilayah Islam dan masuknya pemeluk baru dari segala penjuru dunia yang bermacam-macam bentuk agama dan keyakinan serta budayanya, sehingga menimbulkan pengaruh yang sangat besar. Yang paling menonjol dan perlu mendapatkan perhatian serius adalah munculnya segolongan besar kafir-kafir Zindiq dan pemikir-pemikir modern (tokoh pembaharu) yang hobinya memperdebatkan ayat-ayat mutasyabihat serta mengidolakan retorika perdebatan dan sistematika hujjah hanya untuk ajang perdebatan dan adu pikiran. Maksudnya tak lain adalah menebarkan kerancuan di kalangan umat Islam, memasukkan keraguan di hati mereka atau dianggapnya sebagai methode praktis untuk mencetuskan berbagai macam ilmu dan indoktrinasi aqidah.
Keadaan kritis tersebut sudah pasti membangkitkan Ulama-us Sunnah yang berkhidmah pada Islam dan menolak berbagai tipu daya mereka, untuk membuka pintu perdebatan dengan mereka. membicarakan masalah-masalah syubhat (samar) dan rumit yang mereka permasalahkan dengan sistematika yang mereka kenal dan methode-methode yang mereka biasakan. Hal ini sesuai dengan petunjuk al-Quran.
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl; 125).
Dan berkecimpung dalam hal itu sudah pasti harus berbuka untuk memperdebatkan nash-nash mutasyabihat yang semula mereka patih dan tidak mempertahankannya. Di samping itu juga harus meneliti dasar-dasar ideologi mereka serta mengerahkan semaksimal mungkin dalil-dalil aqli. Padahal sebelumnya mereka tak pernah melakukan itu semua manakala mereka berhadapan dengan dalil-dalil Nash, tanpa menambah ataupun mengurangi.
Selanjutnya, demi membentengi hakikat-hakikat aqidah Islam dengan mengcounter pemikiran sesat ahlul bid’ah, mereka terpaksa menggunakan berbagai methode dan analogi-analogi logis yang telah digunakan oleh para ahlul bid’ah tersebut.
Inilah sesuatu yang kelihatan bid’ah yang muncul dalam sejarah kehidupan umat Islam, yang pada mulanya tidak pernah melakukan dan tak terbersitkan sedikitpun di hati mereka. Dan tatkala mereka menguraikan sisi-sisi perdebatan tersebut, hatinya merasa gelisah dan resah untuk membicarakannya. Dalam keadaan tertekan dan hati-hati sekali, mereka terpaksa mengikuti arus. Mereka harus diam ataupun merasakan pahit getirnya perdebatan.
Itulah keadaan mereka pada saat itu. Mayoritas tabi’in yang pernah bergaul akrab dengan Sahabat terpaksa menempuh jalan lain dengan lapang dada membuka perdebatan dalam berbagai masalah aqidah serta muqodimah-muqoddimahnya. Sedangkan sebelum itu mereka menundukkan kepala dan pikiran demi taslim dan patuh menerima aqidah tersebut, tanpa membahas ataupun memperdebatkannya.
Maka, pada saat itulah mereka menemukan berbagai permasalahan rumit yang membutuhkan pemikiran dan pembahasan, seperti ayat-ayat mutasyabihat, qodlo qodar, terciptanya perbuatan manusia, dan kehidupan yang kedua kali (ba’ts); apakah sesudah punahnya segala sesuatu, atau setelah hancurnya, dan ataukah sesudah cerai-berainya. Dalam hal-hal semacam itulah, terpaksa mereka harus melakukan perdebatan dengan para ahli bid’ah yang selalu membuat pemikiran-pemikiran sesat dan membingungkan. Dan terpaksa juga harus mempergunakan analogi-analogi logis dan argumen-argumen manthiqiyyah yang dibiasakan dan difahami oleh kaum sesat tersebut.
Bukankah Sayyidina Ali juga pernah mengutus Abdullah bin Abbas untuk berdebat dengan salah sau kaum Khowarij dalam masalah syubhat dan keyakinan-keyakinannya yang menyimpang?, Bukankah Abdullah bin Mas’ud juga pernah berdebat dengan Yazid bin Umairah dalam masalah iman dan kemusykilan-kemusykilan yang berkisar seputarnya?.
Imam Hasan Basri yang merupakan senior para tabi’in juga pernah membicarakan panjang lebar masalah-masalah aqidah, memperdebat-kannya, dan menolak syubhat-syubhatnya ahlul bid’ah dari aqidah tersebut. Kajian-kajiannya juga dipenuhi penentangan-penentangan pada pemikiran-pemikiran sesat ahlil bid’ah, sebagaimana surat yang beliau kirim ke berbagai daerah yang dipenuhi permasalahan-permasalahan ilmu kalam dan kemusykilan-kemusykilan aqidah.
Beliau setiap waktu selalu memperingatkan tindakan-tindakan yang mesti dilakukan olehnya dan para ahlul ilmi yang setara dengannya untuk mengkaji masalah-masalah tersebut yang lepas dari pantauan orang sebelumnya karena belum muncul bid’ah-bid’ah yang mendorong untuk diperhatikan dan diberi jawaban.
Dalam suratnya yang dikirimkan pada Kholifah Abdul Malik bin Marwan (sebagian riwayat mengatakan pada Jendral Hajjaj at-Tsaqofi), beliau membahas tentang masalah qodlo’ dan qodar. Didalamnya disebutkan: “memang, tak ada salafpun yang menyebutkan dan memperdebatkan hal itu. Sebab, mereka pada saat itu seia sekata. Dan mengapa kami membahasnya adalah karena orang-orang telah menimbulkan kemungkarannya. Dan perlu dimengerti, bahwa setiap orang-orang baru menciptakan ‘kemodelan-kemodelan’ dalam agamanya, maka Allah SWT. mengajarkan cara baru pada hamba-Nya yang berpegangan pada kitab-Nya untuk memberantas bid’ah-bid’ah dan memperingatkan mereka dari kerusakan-kerusakan”.
Sebagaimana telah diketahui bahwa Imam Hasan Bashri adalah termasuk seniornya tokoh Tabi’in yang diikuti dan diambil fatwanya. Maka, jangan salah sangka bahwa perkataannya yang berbunyi: “tidak ada seorang salafpun yang membicarakannya”, bertentangan dengan kesalafan beliau. Sehingga digambarkan bahwa periode Imam Hasan Bashri sudah tidak masuk kategori salaf. Sebab, Imam Hasan Bashri dalam mengartikan salaf, hanyalah secara nisbi. Dan memang, masa Imam Hasan Bashri terbilang kholaf bila dibandingkan para pendahulunya. Bahkan para tokoh junior shahabat juga dibilang kholaf bila dinisbatkan dengan para tokoh senior yang mendahuluinya. Intinya, Imam Hasan tetap termasuk aimmatus Salaf. Dan pernyataan beliau bahwa orang sebelumnya adalah salaf, itu beliau pandang secara nisbi (relatif).
Dan yang penting untuk diperhatikan adalah: dengan adanya gerakan-gerakan dan pemikiran bid’ah yang bertebaran sehingga membutuhkan perhatian serius dengan pelbagai kajian dan pengerahan pemikiran semaksimal mungkin, maka lahirlah dua kelompok Ahlussunnah.
Kelompok pertama adalah: orang-orang yang menerima tersebut (methode pemikiran baru), mempraktekkannya dan menyerukan kepada orang lain untuk menggunakannya untuk menolak dan membasmi ahlul bid’ah. Sedang kelompok kedua justru sebaliknya. Menjauhinya, risih dengannya dan mengumumkan akan kemungkaran hal itu. Sehingga mengharamkan berdekatan dengan para ahlul bid’ah atau menanggapi pemikiran nyleneh mereka. Karena bila ditanggapi ataupun meladeni perdebatan dengan mereka malah menyebabkan mereka ge-er karena omongan mereka mendapatkan perhatian khusus. Dan akibatnya mereka malah bertambah tidak karuan. Kelompok ini tetap konsistent dengan dalil-dalil al-Quran dan al-Hadits. Mengukuhi segala sesuatu yang telah dilakukan oleh para sahabat. Yakni, mencukupkan diri dengan dalil-dalil syar’i tanpa mengolah maupun menggunakan dalil-dalil aqli.
Kedua kelompok tersebut terbilang ahlussunnah (salafus sholeh) yang telah diisyaratkan oleh nabi Muhammad SAW. atas kemuliaannya dan menganjurkan untuk diikuti. Maka, adalah salah bila memprioritaskan salah satu dari keduanya dengan predikat ahlussunnah, sementara yang lain tidak. Jadi, ahlul hadits maupun ahlul kalam sunni tetap terbilang kelompok ahlissunnah .

-Tokoh–Tokoh Ulama Ahlussunnah dan Aqidah-Aqidahnya .
Sebagian ulama ahli Hadits mengatakan bahwa kami menemukan banyak masyayeh salaf yang merupakan panutan ulama kholaf dalam masalah Aqidah dan merupakan teladan dalam hadits-hadits yang dipergunakan (terpakai), telah menulis aqidah– aqidah mereka yang merupakan kandungan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. yang mesti dijadikan pegangan. Hal itu terjadi manakala pemikiran bid’ah merata di bumi ini, dan banyaknya propaganda sesat yang membingungkan ummat. Maka pada saat itulah, sangat diperlukan ulama untuk mengungkap dan menjelaskan aqidah-aqidah yang telah dikukuhi oleh salafus sholeh supaya “ generasi kholaf “ mendapat petunjuk jalan kebenaran para “generasi salaf “. Diantaranya adalah :
1. Imam Abu Abdillah Sufyan bin Said bin masruq ast tsauri (wafat: 161 H.) . Aqidah dan madzhab sunnahnya telah ditampakkan dan “diimla'kan” pada Abu Sholeh Syuaib Bin Harb Al-Baghdadi (wafat: 197 H.) .
2. Imam Abu Muhammad Sufyan bin Uyainah Al-Hilali (wafat: 198 H.). Beliau telah membeberkan aqidah-aqidahnya ketika ditanya soal itu, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Abdillah Muhammad bin Ishaq ats-Tsaqofi .
3. Imam Abu Amr Abdurrohman bin Amr al-Auza’i. Imam daerah Syam yang telah menampakkan aqidah-aqidahnya pada saat bid’ah telah merebak. Hal ini telah diriwayatkan oleh Ibrohim bin Muhammad bin Abdilah bin Ishaq al-Fazari (wafat : 250 H.) .
4. Imam Abu Abdirrohman bin Abdillah al-Mubarok, imam daerah Khurasan.
5. Imam al-Fudlail bin ‘Iyadl, seorang zahid, tsiqoh, wira’i (wafat; 86 H.) .
6. Imam Ishaq bin Rohawaih al-Handholi.
7. Imam Waqi’ bin Jarrah.
8. Imam Yusuf bin Asbath.
9. Imam Suraik bin Abdillah an-Nakha’i.
10. Imam Abu Said Yahya bin Said al-Qaththan (wafat; 197) .
11. Imam Abu Ishaq al-Fazari.
12. Imam Abu Abdillah Malik bin Anas al-Ashbahi al-Madani, Imam “Dar al-Hijrah wa Faqih al-Haromain” (wafat: 79 H) .
13. Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris as-Syafi’i al-Muttholibi. Sayyidul fuqaha’ fi zamanihi.
14. Imam Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam.
15. Imam Abu Hasan Nadlr bin Syumail an-Nahwi al-Bashri (wafat; 203H) .
16. Imam Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya al-Buwaithi al-Mishri. Murid Imam Syafi’i (wafat; 232 H), telah menampakkan aqidah “keqadiman al-Quran” pada saat terjadi fitnah kubro dari kekhalifahan al-Ma’mun .
17. Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hambal. Telah menampakkan aqidahnya, mengajak umat menetapinya, serta tabah menghadapi siksaan demi memegang “al-Quran Qadim”.
18. Imam Abu Abdirrahman Zuhair bin Nu’aim al-Baby as-Sijistani (wafat pada masa kholifah al-Ma’mun) .
19. Imam Abu Yahya Zakariya bin Yahya as-Saaji .
20. Imam Abu Raja’ Qutaibah bin Sa’id ats-Tsaqafi al-Baghlani. Rawi terakhir yang meriwayatkan hadits dari Abu Abbas Muhammad bin Ishaq as-Sarraj (wafat; 240 H) .
21. Imam Husain bin Abdirrahman al-Ihtiyathi. Tentang aqidahnya, telah diriwayatkan oleh Ahmad bin Musa al-Bashri .
Merekalah diantara ulama’ as-Sunnah as-Salaf yang telah menampakkan aqidah-aqidah Ahlussunnah yang merupakan panutan bagi generasi kholaf. Dan sebagai ringkasan aqidahnya adalah:
إن مذهبنا ومذهب أئمتنا من أهل الأثر أن نقول: إن اللـه عز وجل أحد لا شريك لـه ولا ضد لـه ولا ند لـه ولا شبيه لـه إلـها واحدا أحدا صمدا لم يتخذ صاحبة ولا ولدا ولم يشرك في حكمه أحدا إلخ ونؤمن بصفاته أنه كما وصف نفسه في كتابه المنزل الذي لا يأتيه الباطل من بين ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد، ونؤمن بما ثبت عن رسول اللـه صلى الله عليه وسلم من صفاته جل جلالـه بنقل العدول والأسانيد المتصلة التي اجتمع عليها أهل المعرفة بنقل أنها صحيحة ثابتة عن نبي اللـه صلى الله عليه وسلم ونطلقها بألفاظها كما أطلقها، وتعتقد عليها ضمائرنا بصدق وإخلاص أنها كما قال صلى الله عليه وسلم ولا نكيف صفات اللـه عز وجل، ولا نفسرها تفسير أهل التكييف والتشبيه ولا نضرب لـها الأمثال، بل نتلقاها بحسن القبول تصديقا، ونطلق ألفاظها تصريحا كما قال اللـه عز وجل في كتابه، وكما قال رسول اللـه صلى الله عليه وسلم.
ونقول إن صفات اللـه عز وجل كلـها غير مخلوقة ليس من كلامه وعلمه وصفاته شيء مخلوق، جل اللـه تعالى عن صفات المخلوقين. والكيف عن صفات اللـه مرفوع. ونقول كما قال السلف من أهل العلم الزهري وغيره على اللـه البيان وعلى رسول اللـه صلى الله عليه وسلم البلاغ، وعلينا التسليم، ونؤدي أحاديث رسول اللـه صلى الله عليه وسلم كما سمعنا، ولا نقول في صفات اللـه كما قالت الجهمية والمعطلة، بل نثبت صفات اللـه تعالى بإيمان وتصديق.
Sesungguhnya madzhab kita dan madzhab imam-imam kita, ahlul hadits hendaknya kita meyakini ”Bahwasanya Allah SWT. Dzat yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menandingi-Nya, tidak ada yang setara dengan-Nya dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Tuhan yang Maha Esa, Dzat yang segala sesuatu bergantung pada-Nya, tidak berteman, tidak beranak dan diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang menyekutui dalam kekuasaan-Nya”.
Kita haruslah mengimani semua sifat-sifat Allah SWT. sebagaimana yang disifatkan-Nya dalam kitab-Nya yang telah diturunkan pada Nabi Muhammad SAW. yang tidak datang kepadanya (al-Quran) kebathilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Dan kita juga harus mengimani semua sifat-sifat Allah SWT. yang telah ditetapkan dari Nabi Muhammad SAW., dengan penukilan rawi-rawi yang adil dan sanad yang muttasil yang telah disepakati oleh ahlu ma’rifati al-‘ilmi an-naqli bahwa hadits tersebut benar-benar Shahih dan ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW.. Maka kita hendaklah mengatakan (hadits ini) sebagaimana Nabi bersabda, dan hati kita hendaklah meyakini dengan tashdiq dan ikhlas bahwa hadits tersebut adalah sebagaimana yang telah disabdakan Nabi SAW..
Kita tidak usah merinci (menelaah hakikatnya) sifat-sifat Allah SWT., tidak usah menafsirinya seperti penafsiran ahlut takyif dan tasybih, serta tidak membuat perumpamaan/ misal pada sifat-sifat Allah tersebut. Tetapi, kita hendaknya menerimanya dengan tashdiq, serta mengucapkan lafadz-lafadznya dengan sharih sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT. dalam kitab-Nya dan disabdakan Nabi Muhammad SAW. dalam Haditsnya. Kita hendaknya mengatakan dan meyakini bahwa sifat-sifat Allah SWT. semuanya tidaklah makhluk. Tidak ada sesuatupun dari sifat kalam-Nya, ilmu-Nya dan sifat-sifat-Nya yang lain yang makhluk. Maha Agung Allah dari sifat-sifat makhluk. Tidak ada penggambaran (takyif) dalam sifat-sifat Allah SWT..
Kita hendaklah mengatakan/ meyakini sebagaimana yang telah dikatakan dan diyakini oleh imam-imam salaf ahlil hadits bahwasanya wajib pada Allah memberi/ menurunkan kitab suci berisi firman-firman-Nya dan wajib bagi para Rasul dan Rasulullah SAW. hanyalah menyampaikan (al-Balagh), sedangkan kita wajib menerimanya (taslim). Kita hendaknya menyampaikan hadits Rasulullah SAW. sebagaimana yang kita dengar, dan kita tidak mengatakan dalam sifat-sifat Allah sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Jahmiyyah, Mu’ath-thilah (menafikan sifat-sifat-Nya). Tetapi, kita haruslah menetapkan sifat-sifat Allah SWT. dengan mengimani dan membenarkannya.
Demikian aqidah-aqidah para salafus sholeh ahlil hadits yang telah diperjuangkan oleh Imam Ahmad bin Hambal tatkala berhadapan dengan kaum Mu’tazilah yang menafikan sifat-sifat Allah SWT.. Mu’tazilah, sebagaimana keterangan diatas dengan menyalahartikan ayat “laisa kamitslihi syai-un”, telah menentang dan melemahkan “ahaditsus sifat”, serta menta’wil ayat-ayat yang menurut mereka menimbulkan tasybih dengan suatu penta’wilan yang cocok dengan rasio dan selera mereka. Sehingga mereka menolak hadits yang menerangkan tentang “yadullah, ‘izzatullah”, dan lain-lain. Bahkan dengan logika filsafatnya, mereka mempropagandakan “al-Quran makhluk”. Untuk itulah Imam Ahmad bin Hambal bangkit membentangkan pada dunia tentang aqidah-aqidah yang telah dikukuhi oleh salafus sholeh, serta menjauhi ta’wil semaksimal mungkin. Doktrin yang selalu beliau tekankan pada umat adalah:
نؤمن بما ورد به الكتاب والسنة ولا نتعرض لتأويل بعد أن نعلم قطعا أن اللـه عز وجل لا يشبه شيئا من المخلوقات وأن كل ما تمثل في الوهم فإنه خالقه مقدره.
Namun ternyata ada sekelompok orang yang salah pengertian dan pemahaman terhadap aqidah yang diperjuangkan oleh Imam Ahmad tsb. Orang-orang yang bodoh dan tidak faham maksud Imam Ahmad dengan mengaku mengikuti thoriqoh beliau telah menebarkan keyakinan baru (yakni tajsim), yang sama sekali tidak pernah diajarkan oleh Imam Ahmad. Dan parahnya lagi, generasi sesudahnya ikut-ikutan faham sesat kelompok tsb. Sehingga mereka merusak aqidah ummat. Apalagi orang-orang yang hanya memandang hadits secara lahiriyah, tanpa melihat makna yang telah diterangkan oleh salafus sholeh ahlil hadits, mereka dengan tanpa pengakuannya menetapi aqidah ahlul hadits telah menciptakan faham sesat tentang tajsim.
Kronologinya, manakala Imam Ahmad bin Hambal konsistent dengan tegas mengikuti methode salaf yang tidak bersedia menta’wil ayat-ayat/ hadits mutasyabihat serta mentafwidkan pengertiannya pada Allah dengan tanpa beraqidah tasybih maupun ta’thil, beliau berfatwa:
" هذه الأحاديث تمرونها كما جاءت "
“Bacalah Hadits-hadits ini sebagaimana ia datang (dari Nabi Muhammad SAW., dengan iman dan taslim tanpa mencari arti-artinya dengan rinci).
Maka, fatwa beliau inilah yang salah dimengerti oleh kelompok sesat tersebut. Karena dangkal pikirannya, mereka mengatakan bahwa Imam Ahmad memerintahkan agar meyakini dzahir-nya hadits-hadits mutasyabihat, serta mengartikan atau memperlakukannya sebagaimana arti yang dikenal orang dalam masalah “ketajsiman”. Sehingga mereka menyatakan “ketasybihan” Allah SWT. dengan makhluk. Jelasnya, mereka berkeyakinan bahwa Tuhan mempunyai bentuk (Shurah), anggota tubuh, ruh, jisim, bisa berpindah, naik, turun, menempati ruangan. Bahkan mereka mengatakan bisa memegang atau bersalaman dengan-Nya, Tuhan berdarah daging, mempunyai mata, telinga, kepala, mulut dan lain-lain.
Kelompok sesat ini terus merebak dan menyesatkan umat . Maka untuk menanggulanginya, tampillah para mutakallimin ahlissunnah yang bersedia menta’wil ayat-ayat/ hadits-hadits yang salah dimengerti oleh kaum Musyabbihah dan Mujassimah ini. Penta’wilan adalah pertengahan antara Mu’tazilah dan Mu’ath-thilah (yang ta’wilannya digunakan untuk menafikan ayat-ayat/ hadits sifat) dengan mujassimah dan Musyabbihah (yang lahiriyahnya ayat/ hadits mutasyabihah diartikan kejisiman/ ketasybihan).
Namun pada akhir abad ketujuh muncul bid’ah baru yang dipelopori oleh Imam Ibnu Taimiyah. Dia mengatakan:
" نؤمن في آيات الصفات وأحاديثها بحقائقها ونجريها على ظواهرها من غير تشبيه ولا تعطيل ولا تمثيل"
Ini sebenarnya adalah suatu bentuk dari tajsim terselubung (dlimny). Sebab menurut ajaran ulama salaf tak ada kata-kata “ala dhowahiriha”. Yang ada hanyalah “bima tsabata”. Lantas apa yang dikehendaki oleh Imam Ibnu Taimiyah dari kata-kata “ala dhowahiriha” kalau tidak tajsim?. Maka, sebenarnya akhir pernyataannya yang berbunyi “min ghoiri tasybihin” dst, hanyalah untuk pantasan saja atau tambahan yang tak berarti.
Untuk itu, kita haruslah mengikuti ajaran salafu ahlil hadits sebelum Ibnu Taimiyah sebagaimana keterangan yang telah lalu. Lihatlah permasalahan ini di syarah kitab “al-kawakibu al-Lama’ah” hal; 96-99, karangan Abu al-Fadlol as-Sanury.
Sedangkan sebagian tokoh mutakallimin ahlussunnah adalah: Imam Abu Hasan al-Asy’ari (wafat; 324 H), Imam Abu Manshur al-Maturidi (wafat; 333 H), Imam Abu Bakar al-Baqilani (wafat; 403 H), Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghozali (wafat; 505 H), Imam al-Fahrurrozi (wafat; 606 H), Imam Izzuddin bin Abdissalam (wafat; 660 H), Imam Sanusi, Imam Hifni, Imam al-Laqqani, Imam Ahmad Ad-Dardiri, Imam Zakaria al-Anshori, Imam Ibrahim al-Bajuri (wafat; 1272 H), Imam an-Nawawi al-Bantani (wafat; 1315 H).

-Ta’wil dan Permasalahnnya.
Dalam al-Quran al-Karim Allah SWT. telah berfirman:
وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الألْبَابِ
“Padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah, dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “kami keriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal”. (QS. Ali Imron; 7).
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa ta’wil ada dua macam:
1. Hakikat sesuatu dan kejadian yang semestinya.
Dalam firman Allah SWT. tentang kisah Nabi Yusuf as:
وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا
“Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan”. (QS. Yusuf; 100).
Jika yang dikehendaki demikian, maka pada ayat di atas, waqaf-nya adalah pada lafadz jalalah (Allah), sebab tidak ada yang mengerti hakikat ayat mutasyabihat melainkan Allah SWT.. Sedangkan orang-orang yang mendalam ilmunya mengimani ayat tersebut.
2. Hanya sekedar menafsiri, menjelaskan atau memberi arti yang lebih mudah difahami (tidak memastikan bahwa artinya adalah demikian), sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT.:
نَبِّئْنَا بِتَأْوِيلِهِ
“ Berikanlah kepada kami penafsirannya”.(QS. Yusuf; 36).
Maka, waqaf ayat diatas adalah pada “war-raasikhuna fil-‘ilmi”, sebab mereka mengetahui, dan memahami apa yang dikhithabkan pada mereka .
Dan sayyidina Ibnu Abbas pernah mengatakan: “Sayalah yang termasuk ar-rasikhuna fil ‘ilmi yang mengerti penta’wilannya”. Pernyataan beliau ini benar, karena nabi Muhammad SAW. pernah berdo’a untuknya:
اللـهم فقهه في الدين وعلمه التأويل. [رواه البخاري وغيره]
“Ya Allah, pandaikanlah dia dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia ta’wil”.
Dan do’a Rasulullah SAW. tidak tertolak. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana ta’wil yang dibenarkan?, Ta’wil yang dibenarkan adalah:
صرف اللفظ عن الاحتمال الراجح إلى الاحتمال المرجوح لدلالة توجب ذلك مع موافقة ما دلت عليه نصوص الكتاب والسنة.
“Mengalihkan lafadz dari kemungkinan arti rajih menuju sesuatu kemungkinan arti marjuh karena dalil yang menghendaki demikian serta harus sesuai dengan yang dikehendaki dari nash kitab al-Quran dan as-Sunnah”.
Di samping itu perlu dimengerti bahwa: bila ta’wil dijadikan sebagai aqidah, maka itu adalah bid’ah. Namun bila hanya untuk memberikan penjelasan pada orang awam tentang arti yang mudah dipahami atau menolak faham ahli bid’ah yang menyatakan ”ketasybihan” maupun “kejisiman” dengan ayat mutasyabihat, dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh alQuran dan Assunnah, maka ta’wil diperbolehkan. Sebagaimana hal ini yang dilakukan oleh sebagian ulama ahlussunnah dari golongan fuqaha’ dan mutakallimin. Dan mereka tetap mengimani bahwa arti sebenarnya atau hakikatnya hanyalah Allah SWT. yang mengetahui. Sebagaimana pada keterangan yang lalu yang kami nukil dari kitab “as-Salafiyah” karya as-Syaikh Sa’id Ramdlan al-Buthi.


-Sebab-Sebab Bid’ah.
Munculnya bid’ah-bid’ah ditengah masyarakat muslim yang berasas-kan aqidah shohihah yang diambil dari al-Quran dan as-Sunnah bukanlah hal biasa yang timbul dengan sendirinya. Namun suatu kejadian aneh yang perlu diteliti dan dikaji sebab-sebab yang membidani lahirnya faham-faham bid’ah tersebut.
Diantara sebab terpenting yang menjadi sumbernya adalah:
-Keyakinan yang berlebihan (al-Ghuluw).

SYI'AH.
Diantara sebab lahirnya Syi'ah adalah keyakinan berlebihan yang ditiupkan oleh Abdullah bin Saba’ pada Imam Ali dan ahlul bait. Tokoh Yahudi Shan’a tersebut menebarkan isu sesat: “Aneh sekali, orang yang percaya akan turunnya Nabi Isa AS ke bumi, mengapa mendustakan bahwa Nabi Muhammad juga akan kembali, padahal Allah SWT. telah berfirman:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
Artinya: “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksakan hukum-hukum) al-Quran benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qoshosh; 58).
Setelah ucapan kotornya diterima oleh orang awam, Ibnu Saba’ kemudian meneruskan hasutannya: “Sesungguhnya tiap-tiap Nabi memiliki putra mahkota (washiy) kemudian meneruskan dengan menyatakan bahwa Ali adalah putra mahkota Nabi Muhammad. Maka siapakah yang lebih kejam dari orang-orang yang merebut hak (Khilafah) putra mahkota Rasulullah SAW.?, Maka berontaklah khalifahmu (Utsman) yang telah merebut hak (khilafah) Imam Ali” .
Setelah kasus Abdullah bin Saba’, peristiwa selanjutnya adalah gugur syahidnya Sayyidina Husain di Karbala tahun 61 H. yang dimanfaatkan oleh al-Mukhtar bin ‘Ubaid ats-Tsaqofi untuk melahirkan Syi'ah Imamiyah dan baiat pada Ibnu Hanafiyah. Namun Ibnu Hanafiyah menolaknya dan cuci tangan dari rekayasa kotor al-Mukhtar bin ‘Ubaidah ats-Tsaqofi tersebut .
Kemudian faham-faham bid’ah Syi'ah terus dikembangkan oleh manusia-manusia pendusta yang selalu membuat cerita palsu maupun perkataan-perkataan bohong demi mengkultuskan imam-imam mereka, sehingga meyakini derajat imam-imam mereka mencapai derajat kenabian dan ketuhanan .
Sebagaimana keterangan diatas, Abdullah bin Saba’-lah yang telah mempelopori timbulnya keyakinan yang berlebihan (al-Ghuluw) pada Imam Ali karromallahu wajhah. Al-Baghdadi mengatakan bahwa ahli tahqiq Ahlussunnah telah mengklaim bahwa Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) dengan pemikiran-pemikiran Yahudinya bertujuan merusak Islam dengan menebarkan keyakinan yang berlebihan pada Imam Ali dan para ahlil bait, supaya umat Islam beraqidah pada Imam Ali sebagaimana orang Nasrani beraqidah pada Nabi Isa as. Ibnu Saba’ juga menebarkan keyakinan bahwa Imam Ali tidaklah wafat, namun naik ke langit sebagaimana Nabi Isa as. Dan nanti Imam Ali turun lagi ke bumi untuk mengadili dan menghukum musuh-musuhnya .
Dari sini, jelaslah bahwa maksud utama tokoh Yahudi tersebut berpura-pura masuk Islam hanyalah untuk merusak Islam dengan ajaran-ajaran sesat dan Kufur. Dan Syi'ah yang berkedok mahabbah dan membela ahlul bait termakan rekayasa kotor Abdullah bin Saba’ tersebut. Bahkan menjadikan pemikiran sesat tadi sebagai dasar madzhab Syi'ah. Sampai Syi'ah sendiri bercabang-cabang dan pecah belah. Ada yang meyakini “kewasyian” bahkan “keuluhiyyahan” Ali dan para aimmah sesudahnya.
Memang sengaja orang-orang Persi menebarkan faham-faham bid’ah pada Syi'ah. Maksud utamanya adalah balas dendam pada Islam. Kenyataan tersebut telah ditemukan oleh Imam Ibnu Hazm. Katanya: “karena orang-orang Persi gagal memerangi Islam secara fisik, mereka akhirnya menempuh siasat lain untuk meruntuhkan Islam. Yakni dengan jalan halus berpura-pura masuk Islam dan membela Syi'ah dan mahabbah pada Ahlul Bait Rasulullah SAW. serta mencela para sahabat yang telah merebut hak Ali. Kemudian mereka memberi berbagai corak keyakinan sesat pada Syi'ah hingga sampai pada keyakinan yang lepas/ keluar dari Islam .
Demikian kelicikan non muslim yang sengaja ingin menghancurkan Islam yang sampai saat ini diteruskan oleh kaum orientalis dan ”Syi'ah Iran Khomeini”.

WAHHABY
Nama aliran Wahhaby diambil dari nama pendirinya, Muhammad Bin Abdul Wahhab. Dia berasal dari keluarga sunni dari Klan Tamim yang menganut madzhab Hambali. Ia lahir di desa Huraimillah, Najd yang kini bagian dari Saudi Arabia pada tahun 1111 H/ 1700 M.
Semula dia adalah seorang pelajar/ pengajar ilmu agama yang sering berkeliling dari satu Negara ke Negara lain dan diantara daerah yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H/ 1713 M, dia terpengaruh oleh orentalis Inggris yang bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai spionase Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah-tengah ummat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha'iyah. Bahkan kini Muhammad Bin Abdul wahhab juga termasuk dalam target program kerja kaum Kolonial dengan aliran Wahhabinya. (lihat Fitnatul Wahhabiyah, karya Sayyid Zaini Dahlan, I'tirofatul Jasus al-Injilezy, pengakuan Mr. Hempher, seorang spionis Inggris untuk Daulah Utsmaniyah dan Khulashotul Kalam, karya Sayyid Zaeni Dahlan) .
Salah satu ajaran yang diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkafirkan kaum Muslim yang mempraktekkan tawassul, ziarah kubur, maulid Nabi dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan Ahlussunnah wal Jama'ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak mentah-mentah dengan menggunakan alasan yang tidak argumentatif. Lebih dari itu, dia justru mengafirkan kaum Muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan dengan tanah untuk dibangun tempat parkir, setidaknya 300 bangunan bersejarah Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932 M. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada Tahun 1994 M. Dalam maklumat tersebut tertulis, "Pelestarian bangunan-bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim untuk menjadi kaum paganis".
Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Rasulullah SAW.. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu terkikis habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra-Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.
Gerakan Wahhaby dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim. Mereka menebarkan virus "kebencian dan permusuhan" dan disokong dengan dana yang amat besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahli bid'ah. Itulah ucapan yang selalu didengungkan di setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam mana pun kecuali dari kelompok mereka sendiri. Contoh di negeri kita ini, mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang telah berjasa menyebarkan dan meng-Islam-kan mayoritas penduduk negeri ini.
- Ibnu Baz dan Kepentingan Yahudi
Karena faktor keilmuan Ibn Baz yang belum tuntas belajar ilmu agama terutama ilmu hadits, tidak jarang ia mengeluarkan fatwa yang aneh-aneh dan kontroversial. Pada tahun 1994 M, Ibn Baz pernah mengeluarkan fatwa yang membolehkan kaum muslimin mengadakan perdamaian permanen, tanpa batas dan tanpa syarat dengan pihak Yahudi. Ia berasumsi bahwa fatwanya ini sesuai dengan al-Kitab dan as-Sunnah. Akhirnya fatwanya ini mendapat sambutan hangat dari orang-orang Yahudi di Israel, sehingga Shimon Perez, Menlu Israel segera meminta negara-negara Arab dan kaum Muslimin agar mengikuti fatwa Ibn Baz untuk mengadakan hubungan bilateral dengan Israel. Fatwa kontroversial Ibn Baz ini dilansir di berbagai media massa Timur Tengah seperti surat kabar harian Nida' al-Wathan Lebanon edisi 644, harian al-Diyar Lebanon edisi 2276, surat kabar al-Muslimun Saudi Arabia, harian Telegraph Austrtalia dan lain-lain. Tentu saja, fatwa Ibn Baz tersebut membuat sakit hati seluruh kaum muslimin terutama warga muslim Palestina yang tengah berjuang membebaskan negerinya dari jajahan Yahudi Israel.
LIBERALISASI AGAMA
Liberalisasi agama muncul dari kaum yahudi liberal sekitar abad ke-19, sedangkan benih-benihnya sudah muncul ke permukaan pada zaman keIslaman sejak abad ke-1 dengan hanya mengedepankan akal, namun masih mengimani al-Quran. Ancaman aliran liberal atau kebebasan itu berpotensi melebur peradaban agama-agama yang sekarang dianut manusia, seperti Islam, Kristen, Budha dan Hindu. Dengan liberalisasi agama, manusia boleh memeluk agama apa saja hanya berdasarkan realita dan kemajuan zaman tanpa dasar.
Proses liberalisasi sebenarnya terjadi pada berbagai bidang kehidupan, baik bidang politik, ekonomi, sosial, informasi, moral dan sebagainya, termasuk bidang agama. Agama yahudi telah lama mengalami liberalisasi, sehingga saat ini "Liberal Judaism" (Yahudi Liberal) secara resmi masuk ke dalam salah satu aliran dalam agama Yahudi. Perkembangan liberalisasi dalam agama Kristen juga sudah sangat jauh. Bahkan, agama Kristen bisa dikatakan sebagai salah satu "korban" liberalisasi dari peradaban Barat. Agama Kristen mulai bersinar di Eropa ketika pada tahun 313, Kaisar Konstantin mengeluarkan surat perintah (Edik) yang isinya memberi kebebasan warga Romawi untuk memeluk agama Kristen. Bahkan, pada tahun 380, Kristen dijadikan sebagai agama Negara oleh Kaisar Theodosius. Menurut Edik Theodosius, semua warga Negara Romawi diwajibkan menjadi anggota gereja Katolik. Agama-agama kafir dilarang. Bahkan sekte-sekte Kristen di luar "gereja resmi" pun dilarang.
Dengan berbagai keistimewaan yang dinikmatinya, Kristen kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, hingga kini jumlah pemeluknya mencapai sekitar 1,9 milyar jiwa, meskipun terbagi ke dalam sejumlah agama (Katolik, Protestan, Orthodoks). Tapi, jika dicermati lebih jauh, perkembangan gereja-gereja di Eropa –asal persebaran Kristen- cukup menyedihkan. Sebuah buku yang ditulis Herlianto –seorang aktivis Kristen asal Bandung- berjudul Gereja Modern, Mau Kemana? (1995) memaparkan dengan jelas kehancuran gereja-gereja di Eropa. Kristen kelabakan dihantam nilai-nilai sekulerisme, modernisme, liberalisme, dan "klenikisme".
Di Amsterdam misalnya, 200 tahun lalu 99 persen penduduknya beragama Kristen. Kini, tinggal 10 persen saja yang dibaptis dan ke gereja. Kebanyakan mereka sudah tidak terikat lagi dalam agama atau sudah menjadi sekuler. Di Prancis, yang 95 persen penduduknya tercatat beragama Katolik, hanya 13 persennya saja yang menghadiri kebaktian di gereja seminggu sekali.
Pada 1987, di Jerman, menurut laporan Institute for Public Opinian Reseach, 46 persen penduduknya mengatakan bahwa "agama sudah tidak diperlukan lagi." Di Firlandia, yang 97 persen Kristen, hanya 3 persen saja yang pergi ke gereja tiap minggu. Di Norwegia, yang 90 persen Kristen hanya setengahnya saja yang percaya pada dasar-dasar kepercayaan Kristen. Juga, hanya sekitar 3 persen saja yang rutin ke gereja tiap minggu.
Masyarakat Kristen Eropa juga tergila-gila pada paranormal, mengalahkan kepercayaan mereka pada pendeta atau imam Katolik. Di Jerman Barat –sebelum bersatu dengan Jerman Timur- terdapat 30.000 pendeta. Tetapi jumlah peramal (dukun klenik/ witchcraft) mencapai 90.000 orang. Di Prancis terdapat 26.000 imam Katolik, tetapi jumlah peramal bintang (astrolog) yang terdaftar mencapai 40.000 orang.
Fenomena Kristen Eropa menunjukkan, agama Kristen kelabakan menghadapi serbuan arus budaya Barat yang didominasi nilai-nilai liberalisme, sekulerisme, dan hedonisme. Serbuan praktek perdukunan juga tidak mampu dibendung. Di sejumlah gereja, arus liberalisasi mulai melanda. Misalnya, gereja mulai menerima praktek-praktek homoseksualitas. Eric James, seorang pejabat gereja Inggris, dalam bukunya berjudul "Homosexuality and a Pastoral Church" mengimbau agar gereja memberikan toleransi pada kehidupan homoseksual dan mengijinkan perkawinan homoseksual antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita.
Sejumlah Negara Barat telah melakukan "revolusi jingga", karena secara resmi telah mengesahkan perkawinan sejenis. Parlemen Jerman masih terus memperdebatkan undang-undang serupa. Di berbagai negara Barat, praktek homoseksual bukanlah dianggap sebagai kejahatan. Begitu juga praktek-praktek perzinaan, minum-minuman keras, pornografi, dan sebagainya. Barat tidak mengenal sistem dan standar nilai (baik-buruk) yang pasti. Semua serba relatif; diserahkan kepada "kesepakatan" dan "kepantasan" umum yang berlaku.
Maka, orang berzina, menenggak alkohol, memper-tontonkan aurat, dan sejenisnya bukanlah dipandang sebagai suatu kejahatan, kecuali jika masyarakat menganggapnya jahat. Homoseksual dianggap baik dan disahkan oleh Negara. Bahkan pada November 2003, para pastor Gereja Anglikan di New Hampshire AS, sepakat untuk mengangkat seorang Uskup homoseks bernama Gene Robinson. Kaum Kristen yang homo itu melakukan perombakan terhadap ajaran Kristen, terutama mengubah tafsir lama yang masih melarang tindakan homoseksual.
Di Indonesia, bahkan di Fakultas Syari'ah IAIN Semarang, sejumlah mahasiswanya juga melakukan tindakan yang sama dengan apa yang telah dilakukan kaum Yahudi dan Kristen. Ini bisa dibaca pada bagian selanjutnya. Jadi, apa yang sudah terjadi pada kaum Yahudi dan Kristen telah diikuti oleh sebagian kalangan kaum Muslim.
Proyek liberalisasi agama ini muncul dari cendekiawan yang telah dididik Amerika dan Barat. Pemahaman menyimpang itu masuk melalui beberapa perguruan Islam dan program beasiswa terhadap anak bangsa yang belajar ke Amerika dan Barat. Aktifitas mereka didukung sepenuhnya oleh media masa. Maha benar Allah SWT. yang berfirman:
وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ
"Mereka (orang-orang kafir) tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup". (QS. Al-Baqoroh : 217)
Di samping itu proyek liberalisasi agama muncul dengan adanya koalisi kaum munafik (dalam hal ini para kaki tangan asing, khususnya kelompok liberal) dengan kaum kafir (pihak asing) untuk menghancurkan Islam. Kerjasama semacam ini bukanlah hal baru. Empat belas abad lalu Allah SWT. telah mengisyaratkan bahwa diantara karakter munafik adalah menjadikan orang-orang kafir sebagai kawan, pelindung bahkan 'tuan' mereka. Allah SWT. berfirman:
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
"(orang-orang munafik itu) ialah mereka yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin". (QS. An-Nisa' : 139)
Orang-orang liberal mempunyai ideologi yang beridentitas:
- Akal sebagai Tuhan
- Pemikir-pemikir orientalis sebagai para Nabi
- Buku-buku orientalis sebagai kitab suci
- Salman Rusydi sebagai Wali Kutub
- Novel The Satanic Verses sebagai satu-satunya referensi Suluk
- Mencaci maki para Nabi, Shahabat, Tabi’in dan ulama-ulama’ sebagai ritual resmi.
Munculnya Islam Leberal di Indonesia setelah Noer Kholis Madjid meluncurkan gagasan sekulerisasi dan ide-ide teologi inklusif-pluralis dengan Paramadinanya, kini kader-kader Noer Kholis mengembangkan gagasannya lebih intensif lewat yang mereka sebut "Jaringan Islam Liberal". JIL mulai aktif pada Maret 2001. kegiatan awal dilakukan dengan menggelar kelompok diskusi maya (milis) yang tergabung dalam Islamliberal@yahoogroups.com, selain menyebarkan gagasannya lewat webset www.Islamlib.com.
Sejak 25 Juni 2005, JIL mengisi satu halaman penuh harian Jawa Pos Minggu, berikut 51 koran jaringannya, dengan artikel dan wawancara seputar perspektif Islam liberal. Tiap Kamis sore, JIL menyiarkan wawancara langsung (talksow) dan diskusi interaktif dengan para kontributor Islam Liberal, lewat kantor berita radio 68H dan puluhan radio jaringannya. Dalam konsep JIL, talksow itu dinyatakan sebagai upaya mengundang sejumlah tokoh yang selama ini dikenal sebagai "pendekar pluralisme dan inklusivisme" untuk berbicara tentang berbagai isu sosial-keagamaan di tanah air. Acara ini diselenggarakan setiap minggu, dan disiarkan oleh seluruh jaringan KBR 68H di seluruh Indonesia. Selain itu, media massa yang aktif meluncurkan gagasan-gagasan Islam Liberal diantaranya koran Kompas, majalah Tempo, koran Tempo, Republika, dan lain-lainnya. Talksow ini semula diikuti oleh sepuluh radio, empat radio di Jabotabek yaitu radio at-Thohiriyyah FM (radio Islam), radio Muara FM (radio Dangdut), radio Start FM Tangerang, radio Ria FM Depok, dan enam radio di daerah yaitu, radio Smart Menado, radio DMS Maluku, radio Unisi Jogyakarta, radio PTPN Solo, radio Mara Bandung, radio Prima FM Aceh. Lama-lama jaringan radio 68H terus bertambah.
JIL yang bermarkas di Jl. Utan Kayu juga bekerjasama dengan para intelektual, penulis, dan akademis dalam dan luar negeri untuk menjadi kontributornya. Mereka adalah:
 Nur Kholis Madjid, Universitas Paramadina mulya, Jakarta.
 Charles Kurzman, University of North Carolina.
 Azyumardi Azra, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
 Abdallah Laroui, Muhammad V University, Maroko.
 Masdar F Mas'udi, Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, Jakarta.
 Gunawan Muhammad, Majalah Tempo, Jakarta.
 Edward Said.
 Djohan efendi, Deakin University, Australia.
 Abdullah Ahmad an-Na'im, University of Khartoum, Sudan.
 Jalaluddin Rahmat, Yayasan Muthahhari, Bandung.
 Ashghar Ali Engineer.
 Nasaruddin Umar, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
 Muhammad Arkoun, University of Sorbone, Prancis.
 Komaruddin Hidayat, Yayasan Paramadina, Jakarta.
 Shadiq Jalal Azam, Damascus University, Suriah.
 Said Aqil Siradj, PBNU Jakarta.
 Deni J.A., Universitas Jaya Baya, Jakarta.
 Rizal Mallarangeng CSIS.
 Budi Munawwar Rahman, Yayasan Paramadina, Jakarta.
 Ihsan Ali Fauzi, Ohio University, Amerika.
 Taufiq Adnan Amal, IAIN Ala'uddin, Ujung Pandang.
 Hamid Basya'ib, Yayasan Aksara, Jakarta.
 Ulil Abshar Abdalla, Lakpesdam NU, Jakarta.
 Luthfi As-Syaukani, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta.
 Saiful Mujani, Ohio State University, Amerika.
 Ade Armando, Universitas Indonesia, Depok.
 Luthfi As-Syaukani, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta.
 Syamsurizal Panggabean, Universitas Gajah Mada, Jogyakarta.
Selain tokoh-tokoh NU di atas beberapa tokoh Muhammadiyah juga aktif mendukung gagasan Islam Liberal seperti Abdul Munir Mulkan, Sukidi, dan juga ketua Muhammadiyah, Syafi'i Ma'arif yang terkenal getol menolak Piagam Jakarta masuk dalam konstitusi.
Secara sistematis, liberalisasi Islam di Indonesia sudah dijalankan sejak awal tahun 1970-an. Secara umum, ada tiga bidang penting dalam ajaran Islam yang menjadi sasaran liberalisai, yaitu: liberalisasi bidang akidah dengan penyebaran paham Pluralisme Agama, liberalisasi bidang syari'ah dengan melakukan perubahan metodologi ijtihad dan liberalisasi konsep wahyu dengan melakukan dekonstruksi terhadap al-Quran.

PLURALISME AGAMA
Dari sekian banyak penyimpangan akidah yang paling bathil yang dipasarkan oleh orang-orang liberal adalah paham pluralisme agama. Pluralisme agama adalah suatu paham kufur yang mengajarkan bahwa semua agama sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif, oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa agamanya saja yang paling benar sedangkan agama orang lain salah. Ummat Islam haram hukumnya mengikuti paham tersebut, sebagaimana fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI), 21 Jumadhil Akhir 1426 H.
Pluralisme agama juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup berdampingan di surga. Ini jelas bertentangan dengan al-Quran surat Ali-Imron ayat 19:
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَمُ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam."
Ali-Imron ayat 85:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi."
Al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
"Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.(aku tidak boleh mengamalkan agamamu, kamu tidak boleh mengamalkan agamaku, apalagi dicampur-adukkan)"
Al-Ahzab ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالاً مُّبِينًا
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata."
Al-Mumtahinah ayat 8-9:
لاَ يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ . إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
"Sesungguhnya Allah Hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu Karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim."
Al-Qoshos ayat 77:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Al-An’am ayat 116:
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)"
Al-Mukminun ayat 71:
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ
"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya kami Telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu."
Dan juga didukung dengan beberapa hadits Nabi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ (رواه مسلم)
"Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorang pun baik Yahudi maupun Nashrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa kecuali ia akan menjadi penghuni neraka. (HR. Muslim)
Adapun surat Al-Baqoroh ayat 62 yang menjadi andalan orang-orang Pluralis yang dimaksud adalah membicarakan keselamatan Ahlul Kitab yang risalah Nabi Muhammad SAW. tidak sampai kepada mereka. Karena itu, mereka belum diwajibkan beriman kepada Nabi Muhammad SAW.. Sebab mereka tidak menemui masa beliau diangkat menjadi nabi dan rasul, sedangkan bagi Ahlul Kitab yang dakwah Islam sudah sampai kepada mereka dan supaya bisa masuk surga maka disyaratkan beberapa syarat, diantaranya:
1). Beriman kepada Allah dengan iman yang benar, yakni iman yang tidak bercampur dengan kemusyrikan dan disertai dengan ketundukan yang mendorong untuk melakukan kebaikan.
2). Beriman kepada al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW..
3). Beriman kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai Nabi dan Rasul, dengan mengucapkan dua syahadat sebagai syarat seseorang dikatakan muslim, bahkan mayoritas ulama sepakat harus ditambah dengan ucapan: “Tabarro’tu minal Yahudiyyah wan-Nasroniyyah was-Shobiiyyah”.
Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampur-adukkan akidah dan ibadah umat Islam dengan agama lain, karena berdasarkan isi kandungan Surat Al-Kafirun. Bila hukum ini dilanggar, berati telah rela terhadap praktek syirik/ kufur yang membuat seseorang menjadi murtad.
Bagi masyarakat muslim yang tinggal bersama penduduk agama lain (Pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak ada hubunganya dengan akidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
Islam mengakui realitas kemajemukan atau pluralistik. Terbukti tatkala tercetus Piagam Madinah, Rasulullah SAW. menjumpai adanya pemeluk Yahudi, Nashrani, beliau tetap menegaskan, bahwa Islam adalah agama yang paling benar, bahkan beliau mengirim surat kebeberapa raja Eropa, seperti Heraklius, Muqauiqis berupa ajakan untuk memeluk agama Islam.
Dampak Pluralisme Agama adalah pendangkalan akidah. Di negeri ini, Doa bersama lintas agama yang melibatkan tokoh-tokoh NU bukan pemandangan asing lagi, kegiatan doa bersama antar umat beragama, atas kerjasama antara NU dan non-Muslim sudah sering terjadi, sebagai contoh kegiatan doa bersama lintas agama bertema "Indonesia Berdo'a" di Istora Senayan Jakarta 6 Agustus 2000, padahal keputusan Muktamar NU ke-30 di Kediri, 21-27 Nopember 1999 M telah melarang kegiatan tersebut, juga peringatan Allah SWT. pada surat Arra'd ayat 14 :
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لاَ يَسْتَجِيبُونَ لَهُم بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاء لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ
"Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka."
Bahkan dialog antar umat beragama, sebuah forum konferensi dialog antar umat beragama RI-AS atas inisiatif presiden SBY dan Obama selesai di Jakarta, Rabu, 27 Januari 2010. Selesai acara, 33 tokoh sejumlah agama dari kedua Negara berkeliling Jakarta untuk mengunjungi tempat-tempat ibadah. Yang dikunjungi pertama adalah masjid Istiqlal kemudian gereja Katedral, dua tempat ibadah terbesar di wilayah Jakarta.
Juga keterlibatan tokoh-tokoh Islam para pembela kafirin Ahmadiyyah dan aliran semacamnya, mereka secara bersama-sama kafirin pasang badan demi membela kesesatan Ahmadiyyah dengan menakut-nakuti dan memprovokasi bahwa umat Islam yang menolak keberadaan Ahmadiyyah akan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengabaikan Konstitusi dan menghancurkan sendi kebersamaan. Mereka memasang iklan di media massa setengah halaman dengan tema “Mari kita pertahankan Indonesia kita” yang diantara sederet nama pendukung Ahmadiyyah terdapat beberapa nama tokoh Islam yaitu: KH. Musthofa Bisyri, Ulil Abshar Abdalla, KH. Abdul A’la, KH. Abdul Muhaimin, KH. Abduttawwab, KH. Husain Muhammad, KH. M. Imanul Haq Faqih, Dr. Ghozali Sa’id, KH. Nuruddin Amin, KH. Rofi’i Ali, KH. Nuril Arifin, KH. Syarif Utsman Yahya, Ahmad Baso, Amin Rais, Ihlasul ‘Amal, Gus-Dur, Azyumardi Azra, Gusti Ratu Hemas, Yenni Zanuba Arifah Chafsoh, Shinta Nuriyyah, Maria Ulfah Anshor, Siti Musdah Mulia, Dawam Raharjo, Syafi’i Ma’arif, Muslim Abdurrah-man, Muqsith Ghozaly, Ahmad Thohari, Zuhairi Misrawi, Zainun Kamal, Zakki Mubarok, Zacky Khoirul Umam, dll. Mereka bersama-sama kafirin yang tergabung dalam AKKBB membela mati-matian keberadaan Ahmadiyyah. Kemudian terjadi aksi serupa pembelaan terhadap AKKBB yang dilakukan oleh Garda Bangsa, Laskar GP Anshor dan Pasukan Berani Mati (PBM).

EVOLUSI (TEORI DARWIN) ADALAH SEBUAH KEBOHONGAN
- Apakah Teori Evolusi Itu?
Terdapat dua pandangan yang dapat di kemukakan tentang bagaimana makhluk hidup muncul di muka bumi. Pandangan pertama menyatakan bahwa semua mahluk hidup diciptakan oleh Allah SWT. dalam tatanan yang rumit seperti sekarang ini. Sedangkan pandangan kedua menyatakan bahwa kehidupan terbentuk oleh kebetulan-kebetulan acak dan di luar kesengajaan. Pandangan terakhir ini adalah pernyataan teori evolusi .
Secara subtansial teori evolusi atau yang lebih dikenal dengan teori Darwin, (walaupun ada yang mengatakan tidaklah sama) ini memunculkan dua ide/pemikiran yang mendasar:
- Adanya evolusi untuk selamanya
- Asal muasal manusia adalah hewan yang berubah karena dipengaruhi oleh lingkungan, dengan mengesampingkan andilnya Tuhan dalam penciptaan makhluk hidup .
Teori evolusi menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini muncul tidak dengan melalui penciptaan, tetapi dari peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur, tidaklah heran kalau mereka berpendapat demikian karena memang teori tersebut adalah salah satu teori yang di munculkan oleh filsafat materialisme.

- Akar Pemikiran Evolusionis
Akar pemikiran evolusionis muncul sezaman dengan keyakinan dogmatis yang berusaha keras mengingkari penciptaan. Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat, materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19, seperti telah di sebutkan sebelumnya, paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor materi. karena menolak penciptaan, pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup ataupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan tetapi wujud dengan sendirinya .

- Khayalan Darwin
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris yaitu Charles Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal dibidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan mahluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S.Beagle yang berangkat dari Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup terutama jenis-jenis burung Finch tertentu di Kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat. Dengan pemikiran ini ia menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep ”Adaptasi terhadap lingkungan”. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan akhirnya berbeda satu sama lainnya akibat kondisi alam .

- Asal-Usul Manusia
Evolusionis menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari kuman yang ada di permukaan laut, yang berubah menjadi hewan kecil lalu menjadi katak kemudian ikan dan akhirnya menjadi makhluk serupa kera. Dengan menyusun rantai hubungan sebagai:
 Australopithecus (kera dari Afrika Selatan) →
 Homo Habilis (satu spesies kera yang mereka klaim sebagai manusia yang mampu menggunakan alat) →
 Homo erectus (satu spesies yang mereka klaim sebagai makhluk setengah kera dan setengah manusia) →
 Homo sapiens (tahapan terakhir sebelum menjadi manusia modern)
Evolusionis menyatakan bahwa masing-masing spesies ini adalah nenek moyang spesies lainnya .
Kalau kita mau berfikir sejenak pastilah akan kedengaran sangat lucu sekali, sebab siapa orangnya yang mau di katakan sebagai keturunan kera? Kecuali kalau orang yang tingkat kewarasannya masih perlu di pertanyakan lagi. Bukankah manusia telah diberi ni`mat yang begitu besar oleh Allah SWT. yaitu kemampuan untuk berfikir, dan ini adalah salah satu momok yang menakutkan bagi para evolusionis.
Kebenaran yang ditolak oleh mereka dapat dibuktikan bahwa tidak mungkin menjelaskan pemikiran dan kesadaran manusia dalam bentuk materialisme. Atom-atom di otak tidak dapat merasa, mengetahui, atau berbicara. Tidak ada keraguan lagi bahwa sumber pemikiran manusia bukan atom, melainkan ilham dari Allah SWT. .
Alangkah baiknya dan bahkan wajib bagi kita sebagai umat muslim selalu berpegang teguh kepada al-Quran yang di sana jelas-jelas diterangkan bahwa nabi Adam AS. diciptakan oleh Allah SWT. dari tanah , kemudian baru menciptakan anak cucunya dari air mani (sperma). keterangan seperti ini sudah disepakati oleh hampir semua ahli tafsir yang ada (muttafaqqqul ma`na) .
Di dalam al-Quran Allah SWT. menggunakan kata al turoob, al thiin, al sholshol untuk penciptaan nabi Adam AS, dimana kata-kata tersebut ditafsiri oleh para ahli tafsir dengan arti yang sama yaitu tanah. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Musa juga dijelaskan bahwa Allah menciptakan nabi Adam AS. dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi. Maka lahirlah anak cucu nabi Adam AS. dengan sifat yang berbeda-beda, ada yang berkulit coklat, putih, hitam dan lain-lain .
Dalam Hadits Shohihain juga diterangkan bahwa Allah menjadikan Nabi Adam sesuai dengan bentuknya, sedangkan tingginya adalah 60 dziro’ , hadits tersebut jelas menerangkan bahwa Allah SWT. menjadikan nabi AdamAS. langsung dalam bentuk manusia yang sempurna saat ditiupkan ruh dalam diri Nabi Adam tanpa melalui beberapa tahapan atau periode , dan hal ini jelas sekali menolak tentang adanya manusia berevolusi dari makhluk serupa kera seperti apa yang digembar-gemborkan darwinisme yang tak lain adalah wujud dari rekayasa filsafat matrealisme.
Dan cukuplah bagi kita orang muslim untuk mempercayai apa yang telah tercantum di dalam al-Quran al-Karim serta al-Hadits dan menjadikannya sebagai bukti yang kuat. Pemahaman mengenai ayat-ayat yang menurut sebagian orang sebagai dalil-dalil teori evolusi
- Surat fathir ayat 1:
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلائِكَةِ رُسُلاً أُولِي أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dengan surat Fathir Ayat 1 mereka mengklaim bahwa Ayat tersebut sangat mendukung tentang teori evolusi, hanya karena terdapat keterangan bahwa Allah menambahkan apa saja yang Dia kehendaki terhadap mahluknya. Mereka melansir bahwa ini adalah suatu proses evolusi. Tapi menurut hemat kami Ayat tersebut tidak sedikitpun mendukung adanya teori evolusi, karena ayat itu menjelaskan kekuasaan Allah dalam penciptaannya. Memang dalam Ayat ini banyak sekali qoul dalam menafsirinya, tapi dari semua itu tidaklah ada yang menerangkan tentang adanya evolusi.
Dalam tafsir yang berpendapat bahwa kata al kholqi adalah umum dan mencakup seluruh mahluk hidup tidaklah ada yang menerangkan perubahan dari satu spesies ke spesies lainnya, dan juga terjadi perbedaan pendapat dalam menafsiri lafadz maa dalam ayat ini . Tafsir yang menyatakan bahwa tambahan dalam ayat tersebut adalah mutlak mencakup seluruh tambahan itu juga kurang pas di jadikan sebagai dalil tentang evolusi, karena variasi yang ada pada satu spesies sebenarnya bukanlah bukti evolusi melainkan hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah ada dan tidak menambah karakteristik baru pada informasi genetis , tambahan tersebut adalah murni pertumbuhan yang biasa terjadi pada makhluk hidup, tidaklah sampai pada perubahan dari species satu ke species yang lain.
- Surat An Nur ayat 45 :
وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Ayat ini oleh sebagian evolusioner modern diklaim sebagai pendukung teori mereka. Mereka mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan adanya mahluk berakal di luar tata surya kita yang sampai sekarang masih eksis dan berevolusi. Pendapat ini mereka utarakan karena menurut teori evolusi mereka (PP Grasse) di planet kita evolusi dunia binatang sudah berhenti. Jadi dengan segala cara mereka menafsiri ayat ini untuk mendukung tujuan mereka.
Lafadz Maa-in disini dinakirohkan karena ma`na yang dikehendaki adalah setiap mahluk hidup diciptakan dari satu macam air yang terkhusus untuk makhluk tersebut, atau Allah menciptakan semua mahluk itu dari air khusus yaitu sperma, kemudian Dia membeda-beda mahluk dari air tersebut, Jadi maksudnya adalah dari satu perkara terciptalah perkara-perkara lain yang berbeda-beda dengan qudroh (kekuasaan) Allah SWT . Tapi bukan proses evolusi yang terjadi karena setiap makhluk tercipta dari air yang memang dikhususkan untuk mereka.
Sedangkan penggunaan lafadz man dalam ayat ini bukan berarti menunjukkan kalau masih banyak mahluk-mahluk selain manusia, jin dan malaikat yang mempunyai akal apa lagi hidup di luar tata surya kita. Karena lafadz man disini bisa digunakan untuk ma`na mahluk yang berakal dan tidak berakal, dan dalam kaidah bahasa arab sudah biasa untuk memenangkan yang berakal, sehingga yang digunakan disini adalah lafadz man dan bukan maa.
- Surat Al Furqon ayat 54 dan surat Al Anbiyaa` Ayat 10:
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
Dalam surat al-Furqon Allah menggunakan lafadz al maa` dalam penciptaan basyar (manusia/makhluk yang berkulit) dan dalam surat al-Anbiyaa` menggunakan lafadz al maa’ untuk penciptaan segala sesuatu. Ini bukan berarti kalau Allah menciptakan suatu makhluk dari satu perkara (al-maa`) kemudian makhluk tersebut berevolusi menjadi makhluk-makhluk lain yang bermacam-macam, tapi sebagaimana keterangan yang telah berlalu makhluk-makhluk tersebut tercipta dari satu jenis benda yaitu al-maa` .
Surat Al-Nahl ayat 49:
وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ
Ayat ini juga digunakan sebagian orang untuk membuktikan bahwa terdapat makhluk-makhluk selain manusia, jin dan malaikat yang berakal yang hidup di planet selain bumi. Ini hanya semata-mata untuk mendukung teori evolusi yang selalu mereka perbaharuhi.
Tapi di sini kami mempunyai pendapat yang berbeda dengan mereka. Walaupun ayat ini menggunakan kata daabbah yang berarti hewan yang melata (butuh tempat untuk berpijak), tapi fungsi dari daabbah di sini adalah sebagai tashwir (penggambaran) dari salah satu makna yang tercakup oleh lafadz maa. Sedangkan dalam kaidah bahasa arab lafadz maa kebanyakan digunakan untuk menunjukkan makna sesuatu yang tidak berakal. Jadi bisa saja sesuatu yang ada di langit yang bersujud adalah benda-benda mati seperti matahari, bintang, bulan dan lain-lain. Karena ini juga tercakup oleh ma`na maa dalam ayat tersebut. Sedangkan penggambaran sujud dari benda mati adalah tunduknya mereka terhadap qodrat yang diberikan oleh Allah kepada mereka .
Dan andaikan kita mengikuti pendapat mereka bahwa mahluk-mahluk luar angkasa itu memang benar ada (seperti yang diterangkan sebagian ahli tafsir), maka ayat inipun sama sekali tidak menunjukkan bahwa terdapat proses evolusi pada makhluk tersebut .

- Pendapat Mbah Syahid Bahwa Tinggi Nabi Adam
Adalah 31 M
Menelisik tentang sejarah mbah Syahid yang konon katanya beliau pernah mengutarakan bahwa tinggi Nabi Adam adalah 31 m kemudian terjadi penyusutan terus menerus pada anak cucunya, dimana proses ini katanya adalah awal dari proses evolusi. Dan dari keterangan beliau ini oleh sebagian orang diklaim sebagai pemikiran baru yang jadikan sebagai bentuk pembelaan terhadap teori evolusi.
Di sini kami tidak meragukan keterangan beliau, karena kalau kita melihat hadits yang beliau kemukakan kita tidak perlu meragukan tingkat keshohihannya karena hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim . Di dalam hadits tersebut disebutkan bahwa tinggi Nabi Adam AS. adalah 60 dhiro`, dimana kalau kita jadikan ukuran meter adalah 32,4 M, jika menggunakan ukuran Dziro` an-Nily (1 dziro`=54,00 cm) . Jadi pendapat beliau tersebut adalah lebih merupakan suatu penafsiran terhadap dziro` yang ada pada hadits tersebut, dan bukan merupakan suatu pemikiran yang baru. Bahkan kalau kita mau sedikit berfikir maka kita akan tahu bahwa pendapat beliau hanyalah suatu perkiraan, karena banyaknya perbedaan pendapat mengenai ukuran dziro` dalam meter atau centimeter.
Sejak langkah pertamanya, teori evolusi telah gagal. Buktinya evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali dalam pambentukan kehidupan secara kebetulan.
Bila satu protein saja tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein menyatukan diri membentuk sel. Begitulah yang terjadi sejauh ini, semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti kepahaman biologis primitif seperti Darwin .
Dan lagi, karakteristik khusus manusia seperti berfikir, bersenang-senang, merasakan cinta, kasihan, kerinduan, kasih sayang dan lain-lain, tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang materialis atau penganut Darwin. Ideologi ini percaya bahwa semua makhluk hidup muncul secara kebetulan dari benda tak bernyawa, sedang mereka tidak pernah bisa menjelaskan bagaimana makhluk tak bernyawa tersebut suatu hari dapat mempunyai kemampuan-kemampuan yang menakjubkan seperti itu .
Kekalahan Darwinisme dihadapan ilmu pengetahuan dapat ditinjau dari tiga bahasan pokok berikut:
1. Teori evolusi tidak mampu menjelaskan bagaimana kehidupan di bumi berasal.
2. Tidak adanya penemuan ilmiah sama sekali yang meperlihatkan bahwa mekanisme evolusi yang diajukan teori ini memiliki suatu kekuatan untuk mendorong terjadinya evolusi.
3. Catatan fosil membuktikan sama sekali kebalikan dari anggapan-anggapan teori evolusi .
Jadi, sebenarnya dalam sudut pandang manapun, baik secara ilmiah maupun akal sehat teori ini sudah kalah. Akan tetapi teori ini secara paksa dipertahankan terus dalam agenda ilmu pengetahuan karena ada sesuatu dibalik semua itu.

- Teori Darwin Teori Kekufuran
Darwinisme adalah suatu ajaran yang berpendapat adanya kekuatan berdiri sendiri di alam ini, yang menyatakan bahwa kehidupan tidaklah diciptakan, tetapi muncul karena kebetulan dan mencoba menjauhkan manusia dari mempercayai Tuhan (menjadikan kafir), karena hal ini jelas-jelas menyimpang dan bahkan menentang dengan apa yang telah diterangkan oleh Allah SWT. dalam ayat-ayat berikut ini:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya misal (penciptaan) ’Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya “jadilah”(seorang manusia) maka jadilah." (QS. Ali Imron: 59)
فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَم مَّنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُم مِّن طِينٍ لاَّزِبٍ
"Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik makkah)”apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah kami ciptakan itu?”sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat." (QS. Al-Shoffat:11 )
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang di beri bentuk." (QS. Al-Hijr: 26)
خَلَقَ الإِنسَانَ مِن صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (QS. Al-Rohman: 14)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللَّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu." (QS. Al-Nisa’: 1)
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإِنسَانِ مِن طِينٍ . ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِن سُلالَةٍ مِّن مَّاء مَّهِينٍ
"Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. kemudian dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani)." (QS. Al-Sajdah:7-8 )
Jadi, bisa kami simpulkan bahwa teori tersebut adalah salah satu teori yang memang di munculkan sebagai program pemurtadan terhadap orang Islam di dunia ini dan bukanlah untuk penelitian ilmiah atau yang lainnya.

- Dampak Ajaran Darwinisme
Saat ini, materialisme dan berbagai faham serta gerakan-gerakan yang dilahirkannya adalah hal-hal utama yang menyebabkan penyimpangan di dunia sekaligus memperbanyak pemurtadan-pemurtadan di muka bumi ini. Karena itu, semua gerakan-gerakan semacam ini mendapatkan apa saja yang mereka katakan sebagai kebenaran ilmiah dari sumber dan dasar yang sama yaitu: Darwinisme .
Orang yang sudah dimasuki olah pendidikan Darwinis-materialis mengira bahwa mengejar harta benda/materialis adalah hal terpenting di dunia. Karena itu mereka menganggap bahwa mereka tidak bertanggung jawab kepada siapapun dan tidak akan pernah mempertanggungjawabkan tindakan mereka. Mereka menganggap kebejatan moral dan menuruti hawa nafsu sendiri sebagai sesuatu yang dibenarkan. Mereka menerapkan hukum alam dalam kehidupan mereka, yang terkuat dia-lah yang menang, tidak ada hukum Tuhan, dan hal ini tidaklah perlu dipertanyakan lagi karena inti ajaran mereka adalah pengingkaran terhadap Sang Pencipta.
Orang-orang kafir tak akan pernah berhenti untuk menghancurkan Islam walau bagaimanapun caranya. Salah satunya adalah dengan menerapkan pikiran sesat terhadap orang-orang muslim, seperti halnya teori Darwin yang menjadi pelajaran wajib bagi siswa-siswa SLTP. Jadi seharusnya kita harus lebih waspada terhadap tipudaya mereka.

KESIMPULAN
Banyak hal yang menyebabkan berbagai aliran sesat muncul. Baik itu dari sang pemimpin sendiri ataupun keadaan masyarakat dan struktur pemerintahan serta keadaan sosial politik yang labil. Apalagi di era demokrasi seperti ini, dimana setiap orang bebas menyerukan hak dan keinginannya, karena memang dilindungi undang-undang. Tidaklah salah jika orang yang menyalahgunakan hal ini. Lahirnya paham sesat juga karena keminiman tingkat kepercayaan diri, bahwa korelasi yang dimiliki seseorang akan menentukan tindakan seseorang. Jadi rata-rata munculnya aliran sesat dikarenakan kurangnya kepercayaan dari seseorang karena pada dasarnya Islam mengajarkan tentang akidah yang benar, juga dipandang dari tingkat pemahaman seseorang tentang Islam itu sendiri sehingga bermunculnya aliran-aliran yang bertentangan dengan Islam karena kebanyakan dari kita hanya memahami sesuatu yang tersurat bukan yang tersirat sehingga pemahaman yang diperoleh tidak benar. Pada ranah yang lain, aliran sesat bisa muncul karena seseorang menginginkan kepopuleran sehingga terjadi penyelewengan ajaran yang ada demi terlaksananya tujuan tersebut. Ada banyak factor yang menjadi penyebab lahirnya berbagai aliran yang dikategorikan sesat. Antara lain:
1. Kelainan jiwa akibat stress. Hal ini muncul bisa disebabkan pencarian sesuatu tanpa ilmu dan bimbingan dari guru, sehingga mereka tidak mempunyai pegangan yang jelas dalam melihat suatu kebenaran apakah datangnya dari Allah atau dari jin atau setan.
2. Pengaruh materi. Hal ini sangat mungkin karena faktor ekonomi, demi mempertahankan hidup, seseorang yang ilmu agamanya tidak memadahi sangat rentan mengikuti aliran sesat, apalagi diiming-imingi dengan berbagai kekayaan.
3. Intervensi asing. Hal ini sangat jelas terlihat dari bantuan-bantuan yang dikucurkan sehingga mereka bisa menyewa kantor, mendirikan ratusan pemancar radio, majalah, dan mencetak buku-buku. Pihak asing memiliki kekhawatiran akan munculnya khilafah Islamiyah (pemerintahan Islam).
4. Pubertas keagamaan, yaitu semangat keberagamaan yang berlebihan. Biasanya orang tersebut dalam proses pencarian jati dirinya.
5. Muatan berpikir seseorang yang minim sehingga mengklaim bahwa ajaran Islam tidak benar.
6. Ketertarikan paham baru. Biasanya muncul di kalangan sarjana-sarjana Islam. Terutama paham liberalisme yang sudah ada di 17 kampus di Indonesia.
7. Kejahilan terhadap agama. Biasanya orang-orang yang mengaku Islam, tapi tidak pernah mendapat pendidikan dan bimbingan agama dari keluarganya sehingga tidak mengetahui masalah agama.
Dari beberapa faktor yang ada di atas pada dasarnya terdapat hal-hal yang mendasar sehingga aliran sesat yang ada di Indonesia bermunculan bagaikan bak jamur di musim hujan yaitu keadaan masyarakat yang memadai baik dalam hal ekonomi atau yang lainnya sehingga mendorong seseorang untuk memproklamirkan diri sebagai pemimpin ajaran baru demi untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dan popularitas, seperti yang terjadi di daerah Jawa Timur yang mana pengikut aliran ini diwajibkan membayar uang sebesar Rp. 4.000.000,00 kepada pimpinan aliran tersebut sebagai tiket untuk masuk surga. Contoh itu hanya sebagian kecil saja dari pengaruh sosial ekonomi yang ada di Indonesia dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bentuk lain sebagai faktor pendorong munculnya aliran sesat di Indonesia adalah banyaknya kyai-kyai dan tokoh-tokoh Islam yang bergandengan tangan dengan non-muslim, pembela kaum kafirin dan memojokkan umat Islam, mempunyai ide-ide dan gagasan-gagasan baru yang nyleneh yang tidak sesuai dengan penafsiran dan isi yang terkandung di dalam al-Quran dan al-Hadits, kitab-kitab dan qoul-qoul salafussholih. Juga adanya faktor sosial politik yang memungkinkan adanya suatu mindsystem yang dilakukan oleh pihak luar untuk kepentingan politik maupun kepentingan lainnya. Seperti yang dilakukan oleh G30S/PKI pada masa awal kemerdekaan. Hanya saja pada saat sekarang ini hal tersebut belum nampak kepermukaan sehingga masih sangat dini untuk dibuktikan.
Orang-orang kafir dengan segala kelicikannya tidak akan pernah berhenti memusuhi umat Islam, lewat pemikiran dan pendangkalan akidah, penghinaan dan penganiayaan terhadap umat Islam yang hidup di negara Barat adalah wujud nyata dari pertarungan peradaban. Propaganda mereka di tengah-tengah umat Islam seperti Demokrasi, HAM, kebebasan, dialoq antar peradaban dan sebagainya sejatinya merupakan peluru mereka untuk memenangkan pertarungan tersebut. Pengawasan masjid, pelarangan jilbab, rencana aksi pembakaran al-Quran oleh sekte kecil umat kristiani di Florida, Amerika, yang dikomandani oleh pendeta Dr. Terry dan Sylvia Jones yang akhirnya digagalkan Allah SWT. –semoga mereka dan pendukungnya yang mempunyai rencana tersebut dilaknat Allah SWT.- dan bentuk diskriminatif lainnya merupakan jurus handal mereka untuk mencegah pertumbuhan ideologi dan sistem hukum Islam.
Dalam pidato penting di depan DPR pada malam menjelang peringatan HUT kemerdekaan RI, Presiden SBY menyerukan kepada rakyat Indonesia agar menghayati kehidupan harmonis sejati dalam masyarakat pluralistis (VOA, 16/8/10).
Sehari sebelumnya, ribuan orang dari Jemaat Gereja Huria Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Wahid Institute dan elemen organisasi masyarakat lain berunjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Ahad (15/8/10). Mereka menagih janji Pemerintah tentang kebebasan beragama.
Opini kemudian disertai dengan pernyataan bahwa pluralisme di Indonesia terancam, Pancasila terancam, dan berujung pada NKRI terancam. Siapa yang mengancam? Kelompok-kelompok Islam radikal yang memperjuangkan syari'ah, katanya.
Jelas, ada penyesatan politik luar biasa di balik semua itu. Benarkah di Indonesia tidak ada kebebasan beragama? Benarkah di Indonesia pembangunan gereja terhambat? Kenyataannya, menurut Kepala Badan Litbang Departemen Agama, Atho' Mudzhar, sejak 1977 hingga 2004, pertumbuhan rumah ibadah Kristen justru lebih besar dibandingkan dengan masjid. Rumah ibadah umat Islam, pada periode itu meningkat 64,22 persen, Kristen Potestan 131, 38 persen, Kristen Katolik meningkat hingga 152 persen (Republika, 18/2/06).
Umat Islam selama ini tidaklah mempersoalkan hak umat Kristen untuk beribadah. Ajaran Islam juga memberikan hak kepada agama lain seperti Kristen untuk beribadah sebebas-bebasnya. Dalam sejarah Khilafah Islam, umat Kristen hidup berdampingan secara harmonis di bawah naungan syari'ah Islam.
Namun masalahnya adalah pembangunan gereja yang melanggar aturan. Misal, membangun gereja di tempat pemukiman yang mayoritas muslim, sementara yang beragama Kristen di sana sedikit. Apalagi gereja sering dijadikan basis kristenisasi untuk memurtadkan penduduk sekitar yang muslim. Sementara yang beragama Kristen disana sedikit. Apalagi gereja sering dijadikan basis kristenisasi untuk memurtadkan penduduk sekitar yang muslim.
Kasus bekasi yang kemudian memicu bentrok, misalnya, diawali ketika pihak Kristen menggunakan tempat yang semestinya tidak untuk tempat peribadahan. Jemaat tersebut mengadakan ibadah di lahan kosong seluas 2.300 meter persegi di kawasan Pondok Timur Indah, Bekasi pada hari ahad 8/8/ 2010. warga sekitar tak berkenan. Mereka membubarkan acara tersebut. Warga diprovokasi hingga menyebabkan bentrok.
Pemerintah kota Bekasi sudah menyiapkan tempat gedung untuk ibadah, namun para jemaat itu menolak. Di Bekasi sendiri berdiri tiga bangunan ilegal yang dijadikan tempat ibadah. Diantaranya, Gereja HKBP Pondok Timur Indah di kecamatan Mustika Sari. Gereja Gelilia Galaxi di Kecamatan Bekasi Selatan. Gereja Vila Indah Permai (VIP) di Kecamatan Bekasi Utara.
Rencana pendirian gereja juga sering dengan cara tipu- menipu warga. Panitia Pembangunan Kristen Indonesia (GKI) Yasmin Bogor, misalnya memalsukan tanda tangan warga. Anehnya, IMB tetap keluar. Padahal tidak ada satu warga pun yang menandatanganinya. Sementara berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri pembangunan fasilitas sosial wajib memiliki 60 hingga 90 bertanda tangan warga.
Kini setelah kejadian kasus Bekasi, mereka kaum kafirin melalui juru bicara, Sere Tambunan, dari Forum Solidaritas Kebebasan Beragama bersama LSM-LSM pegiat HAM berkumpul di Sekretariat Kontras Jl. Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, mendesak presiden SBY untuk memerintahkan Menag dan Mendagri untuk mencabut peraturan bersama tersebut karena dinilai sangat diskriminatif, bertentangan dengan kemajemukan bangsa Indonesia, dan merugikan kelompok minoritas di negeri ini.
Cerita lain, pada Nobember 2009 Satuan Polisi Pamong Praja membongkar lima gereja di Desa Bencongan, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Lima bangunan gereja yang dibongkar adalah Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI). Huria Gereja Batak Protestan (HKBP), Gereja Pantekosta Haleluya Indonesia (GPHI), Gereja Bethel Indonesia (GBI). Mengapa gereja-gereja itu dibongkar? Berdasarkan keterangan pejabat setempat, pembangunan lima gereja yang berdiri di lahan seluas 110 hektar milik Sekretariat Negara (Sekneg) itu menyalahi aturan karena tidak mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). Sebelumnya, tiga kali peringatan sudah dikeluarkan Pemda Tangerang, namun pihak Kristiani tetap tak peduli.
Fakta-fakta seperti ini sering tidak diungkap. Jadi memang ada kesengajaan untuk membangun opini bahwa di Indonesia tidak ada kebebasan beragama. Disisi lain, sangat jarang di-blow-up oleh media massa, terutama media international, bagaimana sulitnya umat Islam mendirikan masjid di tempat-tempat yang mayoritas penduduknya non-muslim seperti daerah Papua atau Bali.
Isu pembangunan gereja ini kemudian dipolitisi oleh kelompok-kelompok liberal untuk mengampanyekan ide sesat mereka tentang pluralisme agama yang sudah difatwakan haram oleh MUI. Alasan melindungi pluralisme inilah yang digunakan untuk membenarkan kelompok-kelompok sesat yang menyimpang dari Islam. Sebaliknya, atas nama pluralisme pula mereka menuntut agar ormas-ormas Islam yang mereka cap radikal dibubarkan. Alasan menjaga pluralisme juga digunakan untuk membenarkan pembangunan gereja-gereja tanpa izin. Dengan alasan itu pula pihak mereka memurtadkan umat Islam. Semua ini menunjukkan memang ide pluralisme sangat berbahaya bagi umat Islam.
Maka sungguh sangat disayangkan pernyataan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj menegaskan, jika dibutuhkan, PBNU siap menjadi fasilitator terkait perizinan pembangunan rumah ibadah jemaat gereja HKBP Pondok Timur Indah, Mekarjaya Kota Bekasi, Senin 13/ 9/ 2010. Hal itu turut akan menjadi agenda pembahasan pada acara Halal-Bihalal PBNU
dengan seluruh jajaran pengurusnya pada tanggal 24 September 2010 mendatang. Apa Sa'id Aqil tidak tahu, kalau pendirian gereja HKBP Ciketing, Mekarjaya kota Bekasi itu tidak memenuhi prosedur, sesuai dengan SKB dua menteri, apa PBNU juga tidak tahu dengan adanya praktek kristenisasi yang dilakukan oleh HKBP, apa NU-nya Said Aqil sudah menjadi bagian dari mereka, kaum kafirin yang berusaha mencabut SKB tersebut, kalau memang begitu, tinggal tunggu kehancuran NU.
Islam mengakui realitas kemajemukan atau pluralistik. Islam menghargai kebebasan beragama dan kepercayaan masing-masing, bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan. Mengenai hal-hal yang menyangkut teknis di lapangan, seperti pembangunan tempat ibadah dapat diselesaikan melalui musyawarah dengan mematuhi administrasi peraturan yang ada.
SKB dua Menteri yang mengatur tentang pendirian rumah ibadah itu bertujuan baik dan sudah memenuhi prosedur, seandainya dipandang masih ada kekurangan dan perlu diperbaiki, mari kita perbaiki bersama-sama, negara ini milik kita bersama, pemerintah terbuka untuk terus melakukan penyempurnaan berbagai pandangan yang kita anut bersama.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keberadaan SKB dua Menteri yang mengatur prosedur pendirian rumah ibadah itu harus dipertahankan, dalam rangka mengatur jalannya ekspansi (penyebaran ajaran) tiap-tiap agama. Karena dalam UUD 45 disebutkan Negara kita merdeka atas rahmat tuhan yang maha kuasa.
Oleh karenanya, kehidupan umat beragama di Indonesia harus diatur oleh Negara, karena Indonesia bukan Negara sekuler. Kalau SKB tersebut sampai dicabut, maka akan menimbulkan krisis kepercayaan dimana-mana, bukan malah tambah baik, justru yang mayoritas akan memakan yang minoritas dan seterusnya.
Insiden Bekasi, janganlah ditunggangi demi tercapainya misi-misi tertentu. Semua pihak harus bisa berfikir efektif, untuk tidak mengaitkan kasus HKBP dengan masalah yang lebih luas. SKB dua Menteri tersebut harus dilihat dalam konteks wilayah Indonesia yang luas, bukan hanya wilayah dengan mayoritas penduduk beragama Islam, tapi kawasan dengan umat beragama lain. Jadi adanya SKB dua menteri tersebut sudah sesuai dengan budaya masyarakat kita yang majmuk, tidak perlu direvisi apalagi dicabut, hanya implementasinya yang perlu diperbaiki.
Insiden Bekasi, ada campur tangan pihak–pihak yang tidak bertanggungjawab ingin mengobok-obok dan memecah-belah kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, Kami yakin, insiden Bekasi dengan penusukan Pendeta Hasean Lombatoruan, kasus Timor-Timor, Ambon, Maluku, Malaysia, isu terorisme, isu pembakaran al-Quran dan sebagainya adalah bagian dari konsfirasi jahat yahudi internasional. Keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) semoga semakin menjadi lembaga yang kokoh dan independent tanpa adanya intervensi pihak luar.
Setelah Amerika dan Barat merasa sukses menggarap perguruan tinggi Islam di Indonesia sesuai misi sekuler dan anti Islamnya, ternyata Amerika dan Gerombolan kafirin lainnya belum merasa puas, lantas pesantren menjadi bidikan untuk dijadikan jalan utama dalam mengubah pemahaman Islam ke arah Sekuler, Pluralisme agama, pemurtadan dan kristenisasi. Lewat tokoh-tokoh dan kiai-kiai yang sudah keblinger dan menjadi agen mereka, mereka dirikan organisasi-organisasi yang bertujuan memasarkan ide-ide sesatnya lewat diskusi-diskusi, halaqoh ulama, mereka undang para kiai-kiai pesantren, ulama-ulama yang masih eksis dengan ajaran ahlussunnah wal-Jamaah, dengan harapan para kiai-kiai pesantren tersebut akan menjadi liberal dengan sendirinya.
Benteng pertahanan Islam adalah pesantren, kalau pesantren sudah diobok-obok untuk dijadikan agen pemurtadan, pensekuleran, kristenisasi, dan perusakan Islam, sungguh sangat mengenaskan. Lembaga-lembaga Islam sudah banyak yang dialih fungsikan sebagai masjid-masjid Dhiror untuk mencelakakan Islam. Betapa ngerinya kalau ummat Islam dan lembaga-lembaga pendidikannya di bawah komando kafirin tingkat dunia.
Pesantren haruslah diperbaiki dari dalam sehingga mampu mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan, lembaga perjuangan Islam dan lembaga
pelayanan masyarakat, bahkan mampu meningkatkan diri di samping berbagai macam lembaga yang lain.
Maka pengajaran Islam yang benar itu harus dilaksanakan di seluruh lapisan masyarakat Islam, yaitu di seluruh lembaga pendidikan Islam, baik perguruan tinggi Islam, Perguruan Menengah, maupun Madrasah-Madrasah diniyyah, pesantren-pesantren dan bahkan pengajian-pengajian di masjid-masjid dan Majlis-Majlis Ta'lim. Kalau ummat Islam telah memahami Islam dengan pemahaman yang benar, maka insya Allah SWT. cap-cap buruk atas orang-orang yang jadi agen pengkafiran, pemurtadan, kristenisasi, sekulerisasi dan perusakan agama itupun akan melekat pada mereka dengan sendirinya.
Penerapan syari'at Islam merupakan solusi dari segala persoalan kehidupan, dengan syari'at Islam, Islam akan lebih berwibawa di mata dunia international, sehingga aksi-aksi yang menyudutkan dan meremehkan serta munculnya aliran-aliran sesat yang menjerumuskan dan mengobok-ngobok akidah umat Islam yang kesemuanya adalah hasil intervensi Yahudi-Barat tidak akan terjadi lagi kecuali hanya omelan-omelan mulut mereka belaka yang menyakitkan hati umat Islam tidak sampai terjadi adanya tantangan atau penindasan kepada umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT.:
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة : 32]
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."
لَن يَضُرُّوكُمْ إِلاَّ أَذًى وَإِن يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأَدْبَارَ ثُمَّ لاَ يُنصَرُونَ [آل عمران: 111]
"Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, Pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan"
Mudah-mudahan umat Islam diberi kekuatan allah SWT., untuk melawan segala bentuk macam propaganda dan intervensi Yahudi-Barat dan para antek-anteknya, menjadi pejuang-pejuang yang telah dijanjikan Allah SWT. untuk ditunjukkan jalan-Nya, yaitu jalan kebenaran sejati, yang kini sedang dirusak secara sistematis dan beramai-ramai oleh antek-antek kafirin. Nasib eksistensi umat Islam Indonesia hari ini, esok dan ke depan dipertaruhkan.
Wallahu 'Alam bis Showab

Sarang, 6 Syawwal 1431 H. 15 September 2010 M.





















DAFTAR PUSTAKA

- Al-Quran al-Karim
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir Ayatil Ahkam
- Tafsir al-Qurthubi
- Tafsir Zadul Masir
- Tafsir Fathul Qadir
- Tafsir al-Jalalain
- Tafsir Abi as-Su'ud
- Al-Jadwal Fi I'rabil Quran
- Shahih al-Bukhari
- Al-Jami' as-Shahih
- Sunan Abu Dawud
- Hujjatul Balighah
- Al-Milal Wa an-Nihal
- Syarah Aqidah ath-Thahawiyah
- Al-Bidayah Wa an-Nihayah
- Muqoddimah Limadza Kaffara Ulama al-Muslimin al-Khomaeni
- As-Salafiyah
- I'tiqodu Ahlussunnah
- At-Tahdzib
- Al-Jarhu Wa at-Ta'dil
- Ad-Durrul Farid
- Al-Kamil Fi at-Tarikh
- Al-Maqolat
- Al-Farqu Baina al-Firoq
- Ushulul Kafi
- Al-Fashlu
- At-Tathowwur wa ats-Tsabat fi al-Hayat al-Basyariyah
- Kawasyif al-Zuyuf
- Ad-Difa' Ani as-Sunnah
- Ancaman Liberalisme, Salafy-Wahhaby, Sekulerisme Terhadap Eksistensi Ahlussunnah Wal-Jama'ah
- Membuka Kedok Tokoh-tokoh Liberal dalam Tubuh NU
- Ahlussunnah
- Ahlussunnah wal-Jama'ah Sebuah Identifikasi
- Islam Liberal; Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya
- Aliran dan Paham Sesat di Indonesia
- Jejak Tokoh Islam dalam Kristenisasi
- Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kiai NU"
- Polaritas Sektarian; Rekonstruksi Doktrin Pinggiran
- Kebohongan Teori "Evolusi" Darwin
- Keruntuhan Teori Evolusi
- Menjawab Tuntas Polemik Evolusi
- Rumus-Rumus Fuqoha'
- Terorisme Ritual Syetan
- Rakernas MUI 2007
- NU Online (www.nu.or.id)
- Media al-Wa'ie edisi 1-30 September 2010
- www.mail.archive.com.